Di Paksa Menikah

Chapter 106 BAB 105

“Kenapa?” Tanya Ricko sambil membelai puncak kepala Intan. Intan pun memejamkan matanya dan air mata pun jatuh membasahi pipinya.r

r

Ricko yang melihat Intan menangis segera memeluknya. Ia tidak tahu mengapa Intan menangis. Yang ingin ia lakukan adalah menenangkannya. Karena Intan sedang hamil, ia tidak mau Intan stres dan tertekan.r

r

“Mas... kenapa sih orang tua kita itu egois sekali? Aku kecewa sama kehendak mereka yang memaksa kita menikah. Aku masih muda. Aku juga ingin bebas dan bersenang – senang seperti teman – temanku yang lainnya. Mereka bisa kuliah, bertemu dengan teman baru, dan jalan - jalan. Sedangkan aku? Aku hanya bisa duduk diam di rumah melayanimu. Apalagi sekarang aku hamil. Aku tidak bisa ke mana - mana. Kuliah pun aku malu.” Ujar Intan sambil menangis. r

r

“Lalu? Apa kamu mau membatalkan pesta pernikahan kita?” Ujar Ricko sambil menyeka air mata Intan dengan ibu jarinya.r

r

“Percuma. Meskipun pesta pernikahan ini di batalkan, tetap saja kita sudah menikah dan aku sudah hamil. Kamu nggak tahu gimana perasaanku Mas.” Balas Intan lalu mendorong tubuh Ricko dan berlari menaiki tangga.r

r

Ricko pun semakin bingung dengan kelakuan Intan yang mudah berubah. Ia pun mengejar Intan yang sudah masuk ke dalam kamarnya.r

r

“Intan buka pintunya!” Panggil Ricko sambil berusaha membuka pintu yang di kunci Intan dari dalam.r

r

“Jangan ganggu aku Mas. Lebih baik kamu pergi!” Teriak Intan dari dalam kamar.r

r

“Ini kan rumahku? Kenapa malah aku yang di usir ya?” Gumam Ricko pada dirinya sendiri.r

r

Ia pun segera turun lalu ke dapur dan membuka laci untuk mencari kunci cadangan. Setelah menemukannya ia kembali ke atas lalu masuk ke ruang fitnesnya. Di sana ada pintu khusus yang terhubung langsung dengan kamar tidurnya. Ricko pun segera membukanya.r

r

Setelah pintu itu terbuka, Ricko melihat Intan terduduk di lantai dan menangis di tepi ranjang. Ia pun mendekati Intan.r

r

“Sa-yang...” Ujar Ricko sambil berusaha memeluk Intan. Ini pertama kalinya Ricko memanggil Intan “sayang” seperti ayah ke anak balitanya. Tapi Intan menolaknya. Ia mendorong tubuh Ricko.r

r

“Mas Ricko jahat!” Teriak Intan sambil menangis. Ricko pun mendekatinya lagi dan memeluknya dengan paksa.r

r

“Kenapa Mas Ricko membuatku hamil? Kenapa Mas Ricko menyetubuhiku? Kenapa kamu memaksaku? Padahal kita tidak saling mencintai.” Ujar Intan dengan berderai air mata.r

r

“Maafkan aku. Maafkan aku Intan. Aku khilaf melakukannya. Aku tahu kamu masih muda. Tidak seharusnya kamu hamil. Maaf sudah merenggut masa depanmu.” Balas Ricko lembut sambil mengusap air mata Intan.r

r

“Kamu baru sadar sekarang Mas? Sudah terlambat!” Ujar Intan dengan sinis.r

r

“Lalu kamu maunya bagaimana? Menggugurkan anak kita? Aku tidak akan menyetujuinya. Kalau kamu mau bebas, oke aku akan membebaskanmu setelah melahirkan anak kita. Terserah setelah itu kamu apa. Kalau kamu mau bercerai aku akan mengabulkannya.” Ujar Ricko lalu meninggalkan Intan sendirian dan keluar dari dalam kamar menuju ruang fitnesnya.r

r

Air mata Intan pun berderai semakin deras membasahi pipinya. Tangannya meremas seprei sekuat - kuatnya.r

r

Sementara itu Ricko di ruang fitnes, ia melepas kaosnya lalu melemparkannya ke sembarang arah. Setelah itu ia menaiki sepeda statisnya dan mengayuhnya dengan kecepatan penuh untuk meluapkan kemarahannya. Ia mengayuhnya hingga merasa lelah dan tidak kuat mengayuhnya lagi. Keringat pun bercucuran di sekujur tubuhnya.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like