Di Paksa Menikah

Chapter 113 BAB 112

Setelah Romi selesai urusannya dengan Ricko, ia kembali ke perusahaan untuk mengurus penyebaran undangan pesta pernikahan Ricko. Sementara itu Intan istirahat di kamar lantai atas karena ketiga sahabatnya sudah pulang setelah makan siang tadi.

Ricko yang tidak menemukan Intan di ruang tamu segera mencarinya di kamar lantai bawah. Tetapi ia tidak menemuka Intan di sana. Ia pun segera naik

ke lantai atas dan masuk ke dalam kamarnya. Di sana ia menemukan Intan sedang berbaring dan menyandarkan punggungnya pada sandaran tempat tidur.

“Mas Romi sudah pulang Mas?” Tanya Intan pada Ricko.

“Hmmmm.” Jawab Ricko sambil berjalan mendekat ke arah Intan dan duduk di tepi tempat tidur.

“Mas… besok di sekolahku ada acara wisuda. Aku boleh datang kan?” Tanya Intan takut Ricko melarangnya karena ia baru keluar dari rumah sakit.

“Boleh. Asal datang bersamaku.” Jawab Ricko sambil memegang tangan Intan dan tersenyum. Ricko tahu wisuda ini akan menjadi momen yang spesial bagi Intan di akhir sekolah SMA-nya.

“Terima kasih Mas…” Ujar Intan senang lalu memeluk Ricko dengan erat.

Sore hari asisten rumah tangga yang di pesan Ricko dari yayasan datang. Mereka ibu – ibu berusia sekitar 35 dan 45 tahun. Setelah memencet bel tiga

kali barulah pintu terbuka dan tampaklah wajah tampan Ricko di ambang pintu.

“Kalian siapa?” Tanya Ricko saat melihat 2 orang ibu – ibu di depan pintu rumahnya.

“Kami asisten rumah tangga dari yayasan yang Bapak pesan.” Jawab salah satu dari mereka.

“Masuk!” Ujar Ricko mempersilakan mereka masuk ke ruang tamu. Mereka pun masuk dan duduk di sofa ruang tamu.

“Sebutkan nama kalian!” Ujar Ricko pada kedua orang wanita itu setelah duduk di sofa.

“Saya Mariani biasa di panggil Ani Pak.” Jawab wanita yang berusia 45 tahun.

“Saya Susiana biasa di panggil Susi.”  Jawab wanita yang berusia 35 tahun.

“Okey tugas kalian seperti pekerjaan rumah tangga pada umumnya dan juga menjaga istri saya yang sedang hamil.” Ujar Ricko  pada Susi dan Ani.

“Baik Pak.” Jawab Susi dan Ani bersamaan.

“Ayo ke belakang. Saya tunjukkan kamar kalian.” Ujar Ricko lalu berdiri dan diikuti Susi dan Ani.

“Jangan lupa memasak untuk malam ini. Kami biasa makan malam pukul tujuh malam.” Ujar Ricko sebelum pergi setelah mengantar Susi dan Ani ke kamar mereka.

“Baik Pak.” Jawab Susi dan Ani bersamaan.

Setelah mengantar Susi dan Ani ke kamar mereka, Ricko kembali ke kamar lantai atas di mana Intan berada. Di sana Intan sedang memilih - milih pakaian

yang akan ia pakai untuk wisuda besok.

“Kamu ngapain?” Tanya Ricko pada Intan karena melihat Intan mengeluarkan beberapa pakaiannya dari almari.

“Mencari pakaian yang cocok untuk wisudaku besok Mas.” Jawab Intan tanpa memandang ke arah Ricko dan tetap fokus memilah – milah pakaiannya.

“Tidak usah. Untuk besok aku sudah memanggil orang salon untuk merias dan memberikan gaun untukmu. Kamu tidak perlu ikut menjadi peserta wisuda, cukup jadi tamu saja.” Balas Ricko tersenyum lalu mengajak Intan duduk di tepi

tempat tidur.

“Di bawah ada 2 orang pembantu baru. Kalau kamu butuh apa – apa panggil saja mereka. Mulai sekarang kamu tidak perlu memasak lagi.” Ujar Ricko pada Intan.

“Banyak amat Mas 2 orang?” Tanya Intan heran.

“Supaya mereka bisa menjagamu bergantian. Aku tidak mau terjadi apa – apa sama kamu apalagi anakku.” Jawab Ricko sambil membelai perut Intan yang masih rata.

“Iya Mas.” Balas Intan sambil tersenyum.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like