Di Paksa Menikah
Chapter 12 BAB 12
Setelah pulang dari rumah sakit Ricko mengemudikan mobilnya ke perusahaan sebentar menyelesaikan pekerjaan yang tertunda. Setelah itu ia pulang ke rumahnya mengambil beberapa pakaian karena ia nggak mau tidur telanjang lagi di rumah Intan. Setelah itu ia pergi ke rumah Intan.
Ricko merasa sangat lelah. Jarak dari rumah sakit ke perusahaannya menempuh waktu 1 jam perjalanan. Dari perusahaan ke rumahnya kurang lebih satu 1 jam juga. Jarak dari rumahnya ke rumah Intan 1 jam juga. Dari rumah sakit ke rumah Intan menempuh waktu 3 jam.
Ricko sampai di rumah Intan jam 11 malam. Rumahnya sudah gelap pertanda yang punya rumah sudah tidur semua. Ricko pun mengeluarkan ponsel dari sakunya dan menelpon Intan.
Intan yang sudah tidur dari jam sepuluh menjadi terbangun gara - gara ponselnya yang berbunyi. Ia mengambil ponselnya dan melihat ada panggilan masuk dari nomor asing. Ia pun mengabaikannya lalu berbaring kembali. Setelah itu ponselnya berdering lagi dan ada panggilan dari nomor yang sama. Akhirnya Intan pun menggeser tanda hijau di layar ponselnya.
Intan : "Hallo..." dengan suara serak khas bangun tidur.
Ricko : "Buka pintu! Aku di depan."
Intan : "Ngapain kesini lagi?"
Ricko : "Sekarang aku suamimu. Cepat buka aku tunggu!"
Setelah menaruh ponselnya, Intan keluar kamar dan membuka pintu ruang tamu. Setelah pintu terbuka Ricko segera masuk. Setelah Ricko masuk Intan mengunci pintu kembali lalu mengikuti Ricko ke kamarnya.
"Ada apa kesini malam - malam Mas?" Tanya Intan ingin tahu.
"Menjemputmu pulang ke rumahku." Jawab Ricko lalu melepas jasnya dan melonggarkan dasinya.
"Aku nggak mau Mas. Di rumah kamu sepi. Terus nanti aku sekolahnya gimana? Motorku kan disini?" Ujar Intan menolak.
"Kamu istriku sekarang. Papa yang nyuruh aku jemput kamu. Di garasiku ada motor matic. Kamu bisa pake itu. Aku mau mandi sekarang." Ucap Ricko sambil melepas kemejanya.
"Bentar aku rebusin air panas dulu ya? Ini sudah malam nanti Mas Ricko sakit kalau mandi air dingin." Tawar Intan. Ricko pun mengangguk. Setelah Intan keluar kamar Ricko merebahkan tubuhnya di ranjang Intan dan akhirnya tertidur.
Setelah menyiapkan air hangat di kamar mandi, Intan pergi ke kamarnya bermaksud memberitahu Ricko kalau airnya sudah siap. Tapi saat tiba di kamar ia melihat Ricko tertidur lelap. Ia pun menggoyang tubuh Ricko.
"Mas... Mas Ricko... air hangatnya sudah aku siapin di kamar mandi." Ucap Intan sambil menggoyang - goyang tubuh Ricko. Ricko pun membuka matanya lalu duduk.
"Pinjam handuk." Ucap Ricko. Intan pun mengambilkan handuk baru di almarinya.
"Handuk yang kamu pakai biasanya saja. Tadi pagi aku juga pakai itu." Ucap Ricko menolak handuk baru. Karena ia di sini hanya satu hari saja. Intan pun memberikan handuknya.
"Tolong buatin kopi juga ya?" Ucap Ricko meminta tolong. Intan pun mengangguk dan pergi ke dapur lagi.
Setelah mandi Ricko duduk di depan Intan yang sedang duduk di meja makan setelah membuat kopi.
"Besok pagi kemasi barang kamu yang perlu di bawa sekalian semua buku sekolah kamu." Ucap Ricko lalu meniup kopinya.
"Apa nggak tanya bapak dulu Mas? Oh iya di rumah Mas Ricko sepi. pulang sekolah aku nggak ada temannya kalau di sana." Balas Intan.
"Tanya aja. Pasti bapak kamu setuju. Kamu pulang sekolah jam berapa? Nanti kalau nggak ada meeting penting aku pulang cepet." Ujar Ricko.
"Jam 2 an Mas." Jawab Intan.
"Oke. Bisa di atur." Balas Ricko.
Ricko merasa sangat lelah. Jarak dari rumah sakit ke perusahaannya menempuh waktu 1 jam perjalanan. Dari perusahaan ke rumahnya kurang lebih satu 1 jam juga. Jarak dari rumahnya ke rumah Intan 1 jam juga. Dari rumah sakit ke rumah Intan menempuh waktu 3 jam.
Ricko sampai di rumah Intan jam 11 malam. Rumahnya sudah gelap pertanda yang punya rumah sudah tidur semua. Ricko pun mengeluarkan ponsel dari sakunya dan menelpon Intan.
Intan yang sudah tidur dari jam sepuluh menjadi terbangun gara - gara ponselnya yang berbunyi. Ia mengambil ponselnya dan melihat ada panggilan masuk dari nomor asing. Ia pun mengabaikannya lalu berbaring kembali. Setelah itu ponselnya berdering lagi dan ada panggilan dari nomor yang sama. Akhirnya Intan pun menggeser tanda hijau di layar ponselnya.
Intan : "Hallo..." dengan suara serak khas bangun tidur.
Ricko : "Buka pintu! Aku di depan."
Intan : "Ngapain kesini lagi?"
Ricko : "Sekarang aku suamimu. Cepat buka aku tunggu!"
Setelah menaruh ponselnya, Intan keluar kamar dan membuka pintu ruang tamu. Setelah pintu terbuka Ricko segera masuk. Setelah Ricko masuk Intan mengunci pintu kembali lalu mengikuti Ricko ke kamarnya.
"Ada apa kesini malam - malam Mas?" Tanya Intan ingin tahu.
"Menjemputmu pulang ke rumahku." Jawab Ricko lalu melepas jasnya dan melonggarkan dasinya.
"Aku nggak mau Mas. Di rumah kamu sepi. Terus nanti aku sekolahnya gimana? Motorku kan disini?" Ujar Intan menolak.
"Kamu istriku sekarang. Papa yang nyuruh aku jemput kamu. Di garasiku ada motor matic. Kamu bisa pake itu. Aku mau mandi sekarang." Ucap Ricko sambil melepas kemejanya.
"Bentar aku rebusin air panas dulu ya? Ini sudah malam nanti Mas Ricko sakit kalau mandi air dingin." Tawar Intan. Ricko pun mengangguk. Setelah Intan keluar kamar Ricko merebahkan tubuhnya di ranjang Intan dan akhirnya tertidur.
Setelah menyiapkan air hangat di kamar mandi, Intan pergi ke kamarnya bermaksud memberitahu Ricko kalau airnya sudah siap. Tapi saat tiba di kamar ia melihat Ricko tertidur lelap. Ia pun menggoyang tubuh Ricko.
"Mas... Mas Ricko... air hangatnya sudah aku siapin di kamar mandi." Ucap Intan sambil menggoyang - goyang tubuh Ricko. Ricko pun membuka matanya lalu duduk.
"Pinjam handuk." Ucap Ricko. Intan pun mengambilkan handuk baru di almarinya.
"Handuk yang kamu pakai biasanya saja. Tadi pagi aku juga pakai itu." Ucap Ricko menolak handuk baru. Karena ia di sini hanya satu hari saja. Intan pun memberikan handuknya.
"Tolong buatin kopi juga ya?" Ucap Ricko meminta tolong. Intan pun mengangguk dan pergi ke dapur lagi.
Setelah mandi Ricko duduk di depan Intan yang sedang duduk di meja makan setelah membuat kopi.
"Besok pagi kemasi barang kamu yang perlu di bawa sekalian semua buku sekolah kamu." Ucap Ricko lalu meniup kopinya.
"Apa nggak tanya bapak dulu Mas? Oh iya di rumah Mas Ricko sepi. pulang sekolah aku nggak ada temannya kalau di sana." Balas Intan.
"Tanya aja. Pasti bapak kamu setuju. Kamu pulang sekolah jam berapa? Nanti kalau nggak ada meeting penting aku pulang cepet." Ujar Ricko.
"Jam 2 an Mas." Jawab Intan.
"Oke. Bisa di atur." Balas Ricko.
You'll Also Like
-
Weird Star Witch
Chapter 826 2 hours ago -
Villains of All Worlds: Starting with the Beautiful Vampire Bride
Chapter 135 4 hours ago -
Infinite entries? I become the Zerg Scourge!
Chapter 81 4 hours ago -
End of the World: The materials consumed by women are returned ten thousand times
Chapter 160 4 hours ago -
I'm in Marvel
Chapter 139 4 hours ago -
Family Rise: Start with Daily Intelligence
Chapter 260 6 hours ago -
Dantian has a little field
Chapter 333 6 hours ago -
Evil Path to Longevity, Start with Moving Blood and Bones
Chapter 572 6 hours ago -
My perfect apocalyptic life
Chapter 325 6 hours ago -
Destiny Villain: I can check the script of my life!
Chapter 662 6 hours ago