Di Paksa Menikah
Chapter 25 BAB 25
Setelah mendengarkan alasan Ricko, Intan keluar kamarnya menuju meja makan dan Ricko mengikutinya. Ricko duduk di samping Intan lalu meminum kopinya.
"Mau makan sekarang Mas?" Tanya Intan sambil mengambil nasi dan menaruh di piringnya.
"Hmmm." Jawab Ricko tanda setuju. Intan pun mengambilkan Ricko nasi, sayur, dan ikan lalu menaruhnya di depan Ricko. Ricko memperhatikan Intan yang melayaninya bak raja. Ia tersenyum senang. Baru kali ini ada orang yang memperhatikannya sampai seperti ini.
"Terima kasih..." Ucap Ricko sambil mengacak rambut Intan.
"Eh jangan Mas... Tuh kan berantakan lagi..." Ujar Intan sambil merapikan rambutnya lagi. Ricko hanya tersenyum lalu menyantap sarapannya.
"Nanti setelah ujian langsung pulang ya! Ayo ke KUA tanda tangan dan mengambil surat nikah." Ucap Ricko ketika Intan mau pergi ke sekolah. Intan pun mengangguk mengerti. Saat memasuki garasi Intan menemukan ban motornya kempes. Ia pun kembali masuk ke rumah dimana Ricko masih menghabiskan sarapannya.
"Mas... Ban motornya kempes. Gimana nich?" Ucap Intan panik.
"Biar aku antar. Tunggu aku mandi sebentar." Jawab Ricko lalu naik ke kamarnya di atas. Intan menunggunya di meja makan sambil membersihkannya.
Sudah 10 menit Intan menunggu tapi Ricko belum juga turun. Intan pun naik ke atas ke kamar Ricko. Intan mengetuk pintunya.
"Mas..." Panggil Intan di depan pintu kamar Ricko.
"Masuk!" Jawab Ricko dari dalam kamar. Intan pun membuka pintu dan melihat Ricko sedang mengancingkan lengan kemejanya. Karena sudah siang Intan berinisiatif mengambil dasi Ricko yang tergeletak di ranjang dan memasangkannya di leher Ricko. Ricko tertegun dengan tindakan Intan. Ia memandang ke arah Intan dan mata mereka bertemu. Intan pun langsung menunduk dan segera menyelesaikan memasang dasi di leher Ricko.
"Terima kasih..." Ucap Ricko sambil tersenyum saat Intan sudah selesai memasang dasi di lehernya.
"Ayo berangkat Mas. Sudah siang nich" Ucap Intan seraya menarik tangan Ricko keluar dari kamar setelah mengambil jas dan tas Ricko yang tergeletak di ranjang.
Di dalam mobil mereka sama - sama diam. Ricko fokus mengemudi karena ia sedikit ngebut takut kalau Intan terlambat. Tapi di dalam hatinya ia sangat bahagia. Ia pun tersenyum senang.
"Nanti pulangnya aku naik ojek aja Mas..." Ucap Intan sebelum keluar dari mobil Ricko.
"Oke. Tunggu aku dirumah ya..." Balas Ricko sambil tersenyum.
Setelah keluar dari mobil dan menutup pintunya, Intan berjalan ke gerbang sekolahnya. Disana Adit sudah menunggu kedatangan Intan. Mereka masuk gerbang sekolah bersama - sama dan Ricko melihatnya.
"Siapa laki - laki itu? Dia selalu saja dekat dengan Intan." Gumam Ricko penasaran. Intan memang belum cerita apa - apa ke Ricko tentang siapapun teman - temannya. Setelah itu Ricko melajukan mobilnya ke perusahaan.
"Kamu di antar siapa?" Tanya Adit yang melihat Intan turun dari mobil tadi.
"Oh itu su... eh sepupuku yang waktu itu kamu antar aku pulang kerumahnya. Kan sekarang aku tinggal sama dia." Jawab Intan bohong karena tidak ingin rahasia pernikahannya diketahui siapapun kecuali sahabat - sahabatnya.
"Nanti pulangnya kamu di jemput?" tanya Adit ingin tahu.
"Enggak Dit. Aku naik ojek." Jawab Intan.
"Aku antar ya?" Tawar Adit senang.
"Nggak usah repot - repot Dit. Aku naik ojek aja." Tolak Intan.
"Udahlah nggakpapa. Nanti selesai ujian ketemu di parkiran ya?" ucap Adit sebelum mereka berpisah karena berbeda kelas. Intan pun mengangguk setuju.
"Mau makan sekarang Mas?" Tanya Intan sambil mengambil nasi dan menaruh di piringnya.
"Hmmm." Jawab Ricko tanda setuju. Intan pun mengambilkan Ricko nasi, sayur, dan ikan lalu menaruhnya di depan Ricko. Ricko memperhatikan Intan yang melayaninya bak raja. Ia tersenyum senang. Baru kali ini ada orang yang memperhatikannya sampai seperti ini.
"Terima kasih..." Ucap Ricko sambil mengacak rambut Intan.
"Eh jangan Mas... Tuh kan berantakan lagi..." Ujar Intan sambil merapikan rambutnya lagi. Ricko hanya tersenyum lalu menyantap sarapannya.
"Nanti setelah ujian langsung pulang ya! Ayo ke KUA tanda tangan dan mengambil surat nikah." Ucap Ricko ketika Intan mau pergi ke sekolah. Intan pun mengangguk mengerti. Saat memasuki garasi Intan menemukan ban motornya kempes. Ia pun kembali masuk ke rumah dimana Ricko masih menghabiskan sarapannya.
"Mas... Ban motornya kempes. Gimana nich?" Ucap Intan panik.
"Biar aku antar. Tunggu aku mandi sebentar." Jawab Ricko lalu naik ke kamarnya di atas. Intan menunggunya di meja makan sambil membersihkannya.
Sudah 10 menit Intan menunggu tapi Ricko belum juga turun. Intan pun naik ke atas ke kamar Ricko. Intan mengetuk pintunya.
"Mas..." Panggil Intan di depan pintu kamar Ricko.
"Masuk!" Jawab Ricko dari dalam kamar. Intan pun membuka pintu dan melihat Ricko sedang mengancingkan lengan kemejanya. Karena sudah siang Intan berinisiatif mengambil dasi Ricko yang tergeletak di ranjang dan memasangkannya di leher Ricko. Ricko tertegun dengan tindakan Intan. Ia memandang ke arah Intan dan mata mereka bertemu. Intan pun langsung menunduk dan segera menyelesaikan memasang dasi di leher Ricko.
"Terima kasih..." Ucap Ricko sambil tersenyum saat Intan sudah selesai memasang dasi di lehernya.
"Ayo berangkat Mas. Sudah siang nich" Ucap Intan seraya menarik tangan Ricko keluar dari kamar setelah mengambil jas dan tas Ricko yang tergeletak di ranjang.
Di dalam mobil mereka sama - sama diam. Ricko fokus mengemudi karena ia sedikit ngebut takut kalau Intan terlambat. Tapi di dalam hatinya ia sangat bahagia. Ia pun tersenyum senang.
"Nanti pulangnya aku naik ojek aja Mas..." Ucap Intan sebelum keluar dari mobil Ricko.
"Oke. Tunggu aku dirumah ya..." Balas Ricko sambil tersenyum.
Setelah keluar dari mobil dan menutup pintunya, Intan berjalan ke gerbang sekolahnya. Disana Adit sudah menunggu kedatangan Intan. Mereka masuk gerbang sekolah bersama - sama dan Ricko melihatnya.
"Siapa laki - laki itu? Dia selalu saja dekat dengan Intan." Gumam Ricko penasaran. Intan memang belum cerita apa - apa ke Ricko tentang siapapun teman - temannya. Setelah itu Ricko melajukan mobilnya ke perusahaan.
"Kamu di antar siapa?" Tanya Adit yang melihat Intan turun dari mobil tadi.
"Oh itu su... eh sepupuku yang waktu itu kamu antar aku pulang kerumahnya. Kan sekarang aku tinggal sama dia." Jawab Intan bohong karena tidak ingin rahasia pernikahannya diketahui siapapun kecuali sahabat - sahabatnya.
"Nanti pulangnya kamu di jemput?" tanya Adit ingin tahu.
"Enggak Dit. Aku naik ojek." Jawab Intan.
"Aku antar ya?" Tawar Adit senang.
"Nggak usah repot - repot Dit. Aku naik ojek aja." Tolak Intan.
"Udahlah nggakpapa. Nanti selesai ujian ketemu di parkiran ya?" ucap Adit sebelum mereka berpisah karena berbeda kelas. Intan pun mengangguk setuju.
You'll Also Like
-
Weird Star Witch
Chapter 826 2 hours ago -
Villains of All Worlds: Starting with the Beautiful Vampire Bride
Chapter 135 4 hours ago -
Infinite entries? I become the Zerg Scourge!
Chapter 81 5 hours ago -
End of the World: The materials consumed by women are returned ten thousand times
Chapter 160 5 hours ago -
I'm in Marvel
Chapter 139 5 hours ago -
Family Rise: Start with Daily Intelligence
Chapter 260 6 hours ago -
Dantian has a little field
Chapter 333 6 hours ago -
Evil Path to Longevity, Start with Moving Blood and Bones
Chapter 572 6 hours ago -
My perfect apocalyptic life
Chapter 325 6 hours ago -
Destiny Villain: I can check the script of my life!
Chapter 662 6 hours ago