Di Paksa Menikah
Chapter 30 BAB 30
Dalam perjalanan ke sekolah Ricko sangat ngebut. Ia sangat kecewa karena gagal mencium Intan. Intan sangat takut baru kali ini Ricko mengemudi ngebut kayak gini.
"Mas pelan - pelan dong! Aku takut..." Ucap Intan memperingatkan Ricko. Ricko pun mengurangi kecepatannya dan Intan bernafas lega.
"Pulang nanti kamu naik ojek ke rumah bapak saja. Nanti sore aku jemput!" Ucap Ricko sebelum Intan turun dari mobilnya.
"Iya Mas..." Jawab Intan lalu turun dari mobil. Seperti biasa Adit menunggunya di gerbang sekolah. Ricko melihat itu. Ia semakin geram.
"Kamu nggak bawa motor lagi?" Tanya Adit.
"Iya. Kemarin lupa bawa ke tukang tambal ban." Jawab Intan sambil jalan ke arah ruangannya dan Adit mengikutinya.
"Pulangnya aku antar lagi ya?" Tawar Adit.
"Nggak usah Dit. Nanti aku naik ojek aja, soalnya mau pulang ke rumah bapak. Kalo bapak tahu mampus aku." Jelas Intan.
"Oke deh kalo gitu. Aku ke kelas ku dulu ya?" Pamit Adit lalu pergi.
Setelah melihat Intan masuk ke gerbang sekolah, Ricko mengemudikan mobilnya ke perusahaan. Di tengah perjalanan Ricko menelpon sekretarisnya untuk menyiapkan sarapan di mejanya.
Sesampainya di perusahaan Ricko segera masuk ke ruangan kantornya. Ia terbiasa sarapan pagi sehingga ia merasa lapar ketika tidak sarapan di rumah. Romi yang melihat Ricko buru - buru segera menyusul ke dalam ruangan Ricko.
"Tumben akhir - akhir ini sarapan di kantor terus?" Tanya Romi sambil duduk di kursi depan Ricko.
"Si Intan kesiangan terus bangunnya. Jadi tidak sempat masak. Aku juga harus mengantar ke sekolahnya karena ban motornya kempes." Jawab Ricko setelah menelan makanan di mulutnya.
"Hmmmm romantisnya sama sepupu. Kalau dia jadi istriku pasti lebih romantis lagi Rick!" Ucap Romi berandai - andai.
"Jangan berandai - andai dengan istri orang. Dia istriku sekarang Rom!" Ucap Ricko tidak senang.
"Hei kamu juga berandai - andai kan Rick? Intan sendiri yang bilang kalau dia sepupumu. Sekarang kamu bilang dia istrimu. Kamu juga tidak bisa membuktikan kalau kalian sudah menikah? Gimana hubunganmu dengan Rossa?" Balas Romi tak mau kalah.
"Terserah! Masalah Rossa aku sedang memikirkan cara untuk memutuskannya." Jawab Ricko lalu meminum air putih di depannya.
"Waw kamu benar - benar menyukai Intan? Sampai - sampai mau memutuskan Rossa?" Tanya Romi.
"Bukan urusanmu. Keluar dari ruanganku! Aku akan mulai bekerja." Usir Ricko.
"Siap bos!" Balas Romi lalu keluar dari ruangan Ricko.
Selesai ujian Intan keluar dari gerbang sekolah lalu naik ojek yang berjajar di depan sekolahnya. Sesampainya di rumah, Intan segera masuk dan melihat ibunya sedang menonton televisi di ruang tengah.
"Tumben pulang kesini Ntan? Kamu berantem sama Ricko?" Tanya ibunya heran.
"Enggak Bu. Mas Ricko yang nyuruh Intan pulang kesini setelah pulang sekolah. Katanya nanti mau di jemput." Jawab Intan.
"Oh ya sudah kamu istirahat dulu saja kalo gitu. Kalo mau makan langsung ke belakang saja." Ujar Bu Romlah.
"Iya Bu." Balas Intan lalu masuk ke kamarnya yang sudah lama tidak ia tempati.
Sementara itu Ricko hari ini sangat - sangat sibuk. Ia harus meeting beberapa kali dan menyurvey lokasi proyek di beberapa daerah. Sehingga ia tidak bisa pulang sore.
Jam di rumah Intan sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Tapi Ricko belum datang juga.
"Apa dia lupa? Jam segini belum datang juga..." Gumam Intan di dalam kamarnya. Ia pun memutuskan tidur dari pada menunggu Ricko yang belum tentu kapan datangnya.
"Mas pelan - pelan dong! Aku takut..." Ucap Intan memperingatkan Ricko. Ricko pun mengurangi kecepatannya dan Intan bernafas lega.
"Pulang nanti kamu naik ojek ke rumah bapak saja. Nanti sore aku jemput!" Ucap Ricko sebelum Intan turun dari mobilnya.
"Iya Mas..." Jawab Intan lalu turun dari mobil. Seperti biasa Adit menunggunya di gerbang sekolah. Ricko melihat itu. Ia semakin geram.
"Kamu nggak bawa motor lagi?" Tanya Adit.
"Iya. Kemarin lupa bawa ke tukang tambal ban." Jawab Intan sambil jalan ke arah ruangannya dan Adit mengikutinya.
"Pulangnya aku antar lagi ya?" Tawar Adit.
"Nggak usah Dit. Nanti aku naik ojek aja, soalnya mau pulang ke rumah bapak. Kalo bapak tahu mampus aku." Jelas Intan.
"Oke deh kalo gitu. Aku ke kelas ku dulu ya?" Pamit Adit lalu pergi.
Setelah melihat Intan masuk ke gerbang sekolah, Ricko mengemudikan mobilnya ke perusahaan. Di tengah perjalanan Ricko menelpon sekretarisnya untuk menyiapkan sarapan di mejanya.
Sesampainya di perusahaan Ricko segera masuk ke ruangan kantornya. Ia terbiasa sarapan pagi sehingga ia merasa lapar ketika tidak sarapan di rumah. Romi yang melihat Ricko buru - buru segera menyusul ke dalam ruangan Ricko.
"Tumben akhir - akhir ini sarapan di kantor terus?" Tanya Romi sambil duduk di kursi depan Ricko.
"Si Intan kesiangan terus bangunnya. Jadi tidak sempat masak. Aku juga harus mengantar ke sekolahnya karena ban motornya kempes." Jawab Ricko setelah menelan makanan di mulutnya.
"Hmmmm romantisnya sama sepupu. Kalau dia jadi istriku pasti lebih romantis lagi Rick!" Ucap Romi berandai - andai.
"Jangan berandai - andai dengan istri orang. Dia istriku sekarang Rom!" Ucap Ricko tidak senang.
"Hei kamu juga berandai - andai kan Rick? Intan sendiri yang bilang kalau dia sepupumu. Sekarang kamu bilang dia istrimu. Kamu juga tidak bisa membuktikan kalau kalian sudah menikah? Gimana hubunganmu dengan Rossa?" Balas Romi tak mau kalah.
"Terserah! Masalah Rossa aku sedang memikirkan cara untuk memutuskannya." Jawab Ricko lalu meminum air putih di depannya.
"Waw kamu benar - benar menyukai Intan? Sampai - sampai mau memutuskan Rossa?" Tanya Romi.
"Bukan urusanmu. Keluar dari ruanganku! Aku akan mulai bekerja." Usir Ricko.
"Siap bos!" Balas Romi lalu keluar dari ruangan Ricko.
Selesai ujian Intan keluar dari gerbang sekolah lalu naik ojek yang berjajar di depan sekolahnya. Sesampainya di rumah, Intan segera masuk dan melihat ibunya sedang menonton televisi di ruang tengah.
"Tumben pulang kesini Ntan? Kamu berantem sama Ricko?" Tanya ibunya heran.
"Enggak Bu. Mas Ricko yang nyuruh Intan pulang kesini setelah pulang sekolah. Katanya nanti mau di jemput." Jawab Intan.
"Oh ya sudah kamu istirahat dulu saja kalo gitu. Kalo mau makan langsung ke belakang saja." Ujar Bu Romlah.
"Iya Bu." Balas Intan lalu masuk ke kamarnya yang sudah lama tidak ia tempati.
Sementara itu Ricko hari ini sangat - sangat sibuk. Ia harus meeting beberapa kali dan menyurvey lokasi proyek di beberapa daerah. Sehingga ia tidak bisa pulang sore.
Jam di rumah Intan sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Tapi Ricko belum datang juga.
"Apa dia lupa? Jam segini belum datang juga..." Gumam Intan di dalam kamarnya. Ia pun memutuskan tidur dari pada menunggu Ricko yang belum tentu kapan datangnya.
You'll Also Like
-
Weird Star Witch
Chapter 826 2 hours ago -
Villains of All Worlds: Starting with the Beautiful Vampire Bride
Chapter 135 4 hours ago -
Infinite entries? I become the Zerg Scourge!
Chapter 81 4 hours ago -
End of the World: The materials consumed by women are returned ten thousand times
Chapter 160 4 hours ago -
I'm in Marvel
Chapter 139 4 hours ago -
Family Rise: Start with Daily Intelligence
Chapter 260 6 hours ago -
Dantian has a little field
Chapter 333 6 hours ago -
Evil Path to Longevity, Start with Moving Blood and Bones
Chapter 572 6 hours ago -
My perfect apocalyptic life
Chapter 325 6 hours ago -
Destiny Villain: I can check the script of my life!
Chapter 662 6 hours ago