Di Paksa Menikah

Chapter 38 BAB 38

Sore hari Pak Ramli pulang dari bekerja. Ia melihat Intan di rumahny. Tentu banyak tanda tanya di otaknya.

"Kenapa kamu pulang?" Tanya Pak Ramli ingin tahu.

"Mas Ricko ke luar negri Pak. Jadi Intan di suruh menginap di rumah." Jawab Intan.

"Oh ya sudah kirain Bapak kamu bertengkar sama Ricko." Balas Pak Ramli.

'Kenapa sich tiap pulang di kirain berantem mulu sama Mas Ricko.' Batin Intan. Intan pun akhirnya masuk ke kamarnya untuk belajar karena 2 hari lagi ujian akhir akan di mulai.

Sesampainya di Singapura, Ricko naik taksi dan langsung menuju hotel tempat Rossalinda menginap yang di beritahukan oleh mata - matanya. Ia menunggu di lobby hotel sambil membaca koran menunggu Rossa pulang pemotretan.

Satu jam kemudian Rossa datang bersama dengan laki - laki yang merangkul pinggangnya tanpa malu - malu seperti pasangan kekasih lalu masuk ke dalam lift. Ricko masih memperhatikannya dari jauh. Tidak berapa lama Ricko berdiri dan masuk ke lift berikutnya.

Ia sudah tahu nomor kamar Rossalinda. Setelah Rossa masuk ke kamarnya, tidak berapa lama Ricko memencet bel nya. Rossa pun membukanya. Ia mengira yang datang adalah pelayan. Saat pintunya terbuka Rossa kaget bukan main.

"Sayang?" Seru Rossa terkejut.

"Kejutan... " Ucap Ricko sambil tersenyum.

"Ke... kenapa nggak kasih kabar dulu?" Tanya Rossa gugup.

"Namanya juga kejutan. Apa aku nggak boleh masuk? Kenapa kita ngobrol di depan pintu?" Tanya Ricko.

"Mmm tentu saja. Tapi..." Ucap Rossa menggantung. Ia bingung harus memberikan alasan apa.

"Siapa sayang?" Terdengar suara laki - laki dari dalam kamar Rossa. Ricko pun mendengarnya.

"Ada orang di kamarmu? Siapa?" Tanya Ricko pura - pura tidak tahu sambil celingak celinguk ke dalam kamar Rossa. Rossa pun semakin panik. Ia tidak ada persiapan apapun. Ia tidak pernah menyangka kalau Ricko akan menyusulnya ke Singapura. Tidak berapa lama laki - laki itu pun muncul di belakang Rossa hanya menggunakan boxer saja.

"Siapa dia? Kenapa dia ada di kamarmu? Kalian tidur bersama?" Tanya Ricko menyelidik.

"Mmmm..." Rossa tidak bisa menjawabnya. Ia bingung.

"Aku kekasihnya. Kamu siapa?" Jawab laki - laki itu. Rossa hanya bisa memejamkan matanya dan menggigit bibirnya mendengar pengakuan laki - laki itu.

"Bukan siapa - siapa. Hanya orang luar yang tidak penting." Balas Ricko sambil menatap Rossa.

"Mulai sekarang jangan pernah temui aku lagi. Ki-ta pu-tus!" Ucap Ricko pada Rossa lalu pergi meninggalkan pasangan itu.

"Ricko... tunggu!" Panggil Rossa hendak mengejar Ricko tapi tangannya di tarik laki - laki itu.

Ricko pun segera masuk ke dalam lift dan turun ke lantai dasar. Ia menuju ke resepsionis untuk memesan kamar. Ia merasa sangat lelah. Ia belum istirahat sejak mengantar Intan pulang tadi pagi.

Setelah mendapatkan kartu kamar, Ricko segera menuju kamarnya. Ia mandi air hangat dan berendam sebentar. Setelah itu memesan makanan hotel via telpon. Sambil menunggu makanan datang Ricko berbaring di ranjangnya dan akhirnya tertidur karena terlalu lelah.

Satu jam kemudian pelayan hotel memencet bel pintu kamarnya untuk mengantar makanan. Ricko pun terbangun dan membuka pintu serta membiarkan pelayan itu masuk menaruh makanan di meja.

Setelah pelayan itu keluar Ricko menyantap makanannya. Ia jadi teringat Intan. Biasanya mereka selalu makan bersama. Kini ia tengah makan sendirian. Ia hendak menelpon istrinya itu tapi Ricko tahu biasanya jam segini Intan sedang belajar. Sehingga Ricko mengurungkan niatnya itu takut mengganggu belajar Intan.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like