Di Paksa Menikah
Chapter 71 BAB 71
Ke esokan harinya Intan pergi ke sekolah untuk menghilangkan kebosanannya di rumah sekaligus mencari informasi perguruan tinggi terdekat karena Ricko melarangnya kuliah jauh dari rumah.
Sesampainya Intan di sekolah, ia bertemu Adit di depan kelasnya. Adit mengikutinya saat Intan berjalan masuk ke kelas dan duduk bangkunya.
"Gimana kabar kamu Ntan?" Tanya Adit duduk di bangku depan Intan sambil memutar kursinya menghadap ke belakang.
"Baik Dit. Kamu?" Jawab Intan sambil tersenyum.
"Baik juga. Aku akan mendaftar sekolah polisi Ntan. Mungkin kita akan jarang bertemu." Ujar Adit sedih.
"Nggakpapa Dit. Lagian apa masalahnya? Aku bukan siapa - siapa kamu." Jawab Intan.
"Ntan... bukankah kamu tahu aku menyukaimu sejak lama. Tapi kamu selalu menolakku dengan alasan dilarang bapak kamu pacaran. Sekarang kita sudah hampir lulus, apa kamu masih menolakku?" Tanya Adit berharap pada Intan.
"Dit... maaf ya. Aku tidak ada perasaan apa - apa sama kamu. Dan... sekarang aku sudah menikah." Jawab Intan jujur.
"Kamu bercanda? Pacaran aja nggak boleh apalagi tiba - tiba menikah?" Tanya Adit tidak percaya.
"Kamu lihat cincin ini? ( menunjukkan cincin pemberian Ricko di jarinya). Ini cincin pernikahanku Dit. Aku sudah lama menikah. Maaf tidak memberitahumu sebelumnya. Setelah wisuda kelulusan, kami akan mengadakan pesta pernikahan. Aku harap kamu bisa datang Dit." ujar Intan menjelaskan semuanya pada Adit.
"Apa laki - laki yang di rumahmu waktu itu suamimu? Yang kamu bilang sepupu?" Tanya Adit ingin tahu.
"Iya dia suamiku. Aku sudah bilang sama kamu carilah wanita lain. Tapi kamu masih saja menungguku. Maaf ya Dit kalau sudah membuatmu kecewa. Kita masih bisa menjadi teman kan?" Ujar Intan.
"Ya tentu saja." Jawab Adit sambil tersenyum terpaksa.
"Makasih Dit. Aku ke kantin dulu ya..." Ujar Intan lalu pergi meninggalkan Adit. Ia tidak mau berlama - lama ngobrol dengan Adit karena suasana semakin canggung.
Di kantin Melly, Rita, dan Vina sudah berkumpul. Mereka sedang menikmati bakso bersama - sama seperti biasa. Intan pun menghampiri meja mereka.
"Lama amat Ntan?" Tanya Rita saat Intan sudah duduk di kursi sebelahnya.
"Tadi ketemu Adit, terus ngobrol sebentar." Jawab Intan lalu nyomot krupuk di depannya.
"Ngobrolin apa sama Adit?" Tanya Melly.
"Dia ngejar - ngejar aku terus. Akhirnya aku bilang saja kalau aku sudah menikah." Jawab Intan dengan entengnya.
"Bagus deh. Biar dia gak ngejar - ngejar kamu lagi. Eh by the way Adit ganteng juga kok. Aku mau lo sama dia..." Ujar Vina sambil memegangi kedua pipinya dan tersenyum lebar.
"Adit nya yang nggak mau sama kamu. Hahaha." Sahut Rita.
Mereka berempat pun tertawa bersama - sama.
Setelah mendapat beberapa lembar brosur perguruan tinggi, Intan dan ketiga temannya pulang ke rumah masing - masing.
Siang hari Ricko memesan tiket untuk pulang ke Indonesia secara online. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu Romi dan meminta penjelasan darinya. Ia sangat marah ketika tahu Romi ingin mendekati Intan.
Jam dua siang Ricko terbang ke Indonesia setelah pamit dengan papa dan mamanya. Jam lima sore Ricko pulang ke rumah Intan menggunakan taksi karena mobilnya di bawa pulang Pak Ramli kemarin.
Setelah sampai di rumah Intan, Ricko segera mengajak Intan pulang ke rumahnya. Ia tidak tahu kenapa merasa sangat marah sekali. Yang ia inginkan saat ini adalah berada di dekat Intan dan memeluknya.
Sesampainya Intan di sekolah, ia bertemu Adit di depan kelasnya. Adit mengikutinya saat Intan berjalan masuk ke kelas dan duduk bangkunya.
"Gimana kabar kamu Ntan?" Tanya Adit duduk di bangku depan Intan sambil memutar kursinya menghadap ke belakang.
"Baik Dit. Kamu?" Jawab Intan sambil tersenyum.
"Baik juga. Aku akan mendaftar sekolah polisi Ntan. Mungkin kita akan jarang bertemu." Ujar Adit sedih.
"Nggakpapa Dit. Lagian apa masalahnya? Aku bukan siapa - siapa kamu." Jawab Intan.
"Ntan... bukankah kamu tahu aku menyukaimu sejak lama. Tapi kamu selalu menolakku dengan alasan dilarang bapak kamu pacaran. Sekarang kita sudah hampir lulus, apa kamu masih menolakku?" Tanya Adit berharap pada Intan.
"Dit... maaf ya. Aku tidak ada perasaan apa - apa sama kamu. Dan... sekarang aku sudah menikah." Jawab Intan jujur.
"Kamu bercanda? Pacaran aja nggak boleh apalagi tiba - tiba menikah?" Tanya Adit tidak percaya.
"Kamu lihat cincin ini? ( menunjukkan cincin pemberian Ricko di jarinya). Ini cincin pernikahanku Dit. Aku sudah lama menikah. Maaf tidak memberitahumu sebelumnya. Setelah wisuda kelulusan, kami akan mengadakan pesta pernikahan. Aku harap kamu bisa datang Dit." ujar Intan menjelaskan semuanya pada Adit.
"Apa laki - laki yang di rumahmu waktu itu suamimu? Yang kamu bilang sepupu?" Tanya Adit ingin tahu.
"Iya dia suamiku. Aku sudah bilang sama kamu carilah wanita lain. Tapi kamu masih saja menungguku. Maaf ya Dit kalau sudah membuatmu kecewa. Kita masih bisa menjadi teman kan?" Ujar Intan.
"Ya tentu saja." Jawab Adit sambil tersenyum terpaksa.
"Makasih Dit. Aku ke kantin dulu ya..." Ujar Intan lalu pergi meninggalkan Adit. Ia tidak mau berlama - lama ngobrol dengan Adit karena suasana semakin canggung.
Di kantin Melly, Rita, dan Vina sudah berkumpul. Mereka sedang menikmati bakso bersama - sama seperti biasa. Intan pun menghampiri meja mereka.
"Lama amat Ntan?" Tanya Rita saat Intan sudah duduk di kursi sebelahnya.
"Tadi ketemu Adit, terus ngobrol sebentar." Jawab Intan lalu nyomot krupuk di depannya.
"Ngobrolin apa sama Adit?" Tanya Melly.
"Dia ngejar - ngejar aku terus. Akhirnya aku bilang saja kalau aku sudah menikah." Jawab Intan dengan entengnya.
"Bagus deh. Biar dia gak ngejar - ngejar kamu lagi. Eh by the way Adit ganteng juga kok. Aku mau lo sama dia..." Ujar Vina sambil memegangi kedua pipinya dan tersenyum lebar.
"Adit nya yang nggak mau sama kamu. Hahaha." Sahut Rita.
Mereka berempat pun tertawa bersama - sama.
Setelah mendapat beberapa lembar brosur perguruan tinggi, Intan dan ketiga temannya pulang ke rumah masing - masing.
Siang hari Ricko memesan tiket untuk pulang ke Indonesia secara online. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu Romi dan meminta penjelasan darinya. Ia sangat marah ketika tahu Romi ingin mendekati Intan.
Jam dua siang Ricko terbang ke Indonesia setelah pamit dengan papa dan mamanya. Jam lima sore Ricko pulang ke rumah Intan menggunakan taksi karena mobilnya di bawa pulang Pak Ramli kemarin.
Setelah sampai di rumah Intan, Ricko segera mengajak Intan pulang ke rumahnya. Ia tidak tahu kenapa merasa sangat marah sekali. Yang ia inginkan saat ini adalah berada di dekat Intan dan memeluknya.
You'll Also Like
-
All Beast Tamers: My beasts are all mythical!
Chapter 385 1 days ago -
Everyone has a golden finger, and I can copy
Chapter 379 1 days ago -
Pokémon: Rise of the Orange League
Chapter 294 1 days ago -
Zhan Shen: Mental illness? Please call me the God of Mystery!
Chapter 227 1 days ago -
Senior sister, please let me go. I still have seven fiancées.
Chapter 552 1 days ago -
I am in Naruto, and the system asks me to entrust the elves to someone?
Chapter 628 1 days ago -
As a blacksmith, it's not too much to wear a set of divine equipment.
Chapter 171 1 days ago -
Treasure Appraisal: I Can See the Future
Chapter 1419 1 days ago -
Immortality cultivation starts with planting techniques
Chapter 556 1 days ago -
The Lord of Ghost
Chapter 217 1 days ago