Istri Manja Tuan Kusuma
Chapter 111 Kamu sungguh konyol
Sepanjang perjalanan Gina hanya diam dan murung. Padahal Gina yang biasanya selalu ceria dan manja. Walau dihadapan Yudha, Gina selalu bersikap apa adanya dan terkadang seperti anak kecil yang butuh diperhatikan, tapi Yudha sama sekali tidak keberatan. Baginya jika bukan sang istri, lalu siapa lagi yang harus dia perhatikan.
" Sayang, apa ada sesuatu yang terjadi?
Apakah ada yang mengganggu pikiranmu?
Kenapa kamu hanya diam saja?
Apa aku telah melakukan suatu kesalahan? "
Gina tidak mengeluarkan suara sama sekali. Dia hanya menjawab dengan gelengan kepala
" Lantas, kenapa kamu diam saja? Sikap mu tiba - tiba berubah ketika kita direstoran tadi. Apakah ada sesuatu yang mengganggu mu? " Yudha berbicara sambil menyetir mobil. Pandangnnya lurus ke depan. Sesekali dia menoleh ke arah Gina dan mengusap kepalanya
Tanpa sadar Gina sedikit meneteskan air mata. Yudha panik melihatnya dan menepi untuk berbicara
" Sayang, kenapa kamu malah menangis?
Apa aku mengatakan sesuatu yang membuat kamu sedih? "
Yudha begitu panik dan khawatir melihat istrinya menangis
" Tidak ada, hanya saja,,, hanya saja,, aku tidak suka kalau wanita - wanita itu menatap mu dan aku benci ketika kamu berdekatan dengan wanita lain. Aku sama sekali tidak suka itu. Aku tidak ingin membagi mu dengan orang lain. Hiks hiks"
Gina berkata dengan tersedu - sedu disela tangisannya. Yudha menatap tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Bahkan dia sampai tak mengedipkan mata. Kemudian dia tertawa terbahak
" Hahaha, sayaaang.. sejak kapan kamu begitu sensitif mengenai ini. Aku tidak bisa melarang mereka untuk menatap ku. Kenapa? karena suamimu ini adalah pengusaha muda yang tampan. Kamu harusnya senang dengan itu!. Hahaha. Sayang, kamu sungguh konyol sekali"
Yudha terus tertawa tanpa melihat ekspresi di wajah istrinya. Hingga akhirnya
" Huwaaaa... Huwaaa... Kamu jahat, jadi kamu senang kalau para wanita itu memperhatikan mu " Tangisan Gina semakin keras ketika Yudha menertawakannya
" Iya iya, maafkan aku, aku tidak bermaksud menertawakan mu. Lihat aku sayang! "
Yudha merangkup wajah Gina dengan kedua tangannya agar dia menatap Yudha
" Aku tidak bisa melakukan apa - apa ketika mereka harus menatap ku. Tapi yang bisa ku janjikan adalah hanya kamu dan anak kita yang akan menjadi milikku. Tidak akan ada gadis lain yang akan menemani hidupku selain kamu! " Seketika tangis Gina pun berhenti
" Apa benar yang kamu katakan? "
Gina memastikan dengan wajah yang sendu
" Tentu saja. Karena aku sudah memilihmu pasti akan aku tepati "
Yudha tersenyum
" Kurasa kamu salah, bukan kamu yang memilih ku, tapi aku yang memilihmu dan melamarmu "
" Ah, kau benar! Kau yang melarku agar kita segera menikah. Aku melupakan hal itu! "
" Bisakah kita jalan lagi sekarang? "
Tanya Yudha yang dibalas anggukan kepala Gina.
Yudha pun kembali melajukan mobilnya menuju rumahnya.
Setibanya dirumah, Gina langsung membersihkan diri dan berbaring. Dia lebih cepat lelah ketika sedang hamil. Sampai dia mengingat sesuatu dan bangun dari tidurnya lalu meraih posel miliknya. Dia menghubungi kakek Sanjaya dan ibunya
Tuut.. Tuut.. Tuut
" Hallo,,, "
Gina menyapa saat panggilan tersambung
" Hallo Gina,, "
Terdengar suara ibunya yang berada di seberang telepon
" Bagaimana kabar ibu dan kakek? "
" Baik sayang. Kabarmu dan Yudha bagaimana ? "
" Kami juga baik. Bu,, ada yang ingin aku beritahukan pada ibu dan kakek "Gina bernada serius
" Apa itu? Cepat katakan! Jangan buat ibu penasaran seperti ini! "
Bu Gadis terdengar panik dan cemas
" Bu sebenarnya,,, "
Gina terdengar ragu - ragu untuk mengatakannya
" Gina,, cepat katakan pada ibu! "
" Sebenarnya,,, Sebenarnya aku sedang hamil " Suara Gina berubah ceria saat memberitahukan perihal kehamilannya
" Benarkah?! Apa kamu serius? Ibu akan jadi seorang nenek? Ibu akan punya cucu? "
Suara imbu Gadis terdengar begitu bahagia
" Iya ibu,,, aku serius. Aku akan jadi seorang ibu. Dan ibu akan memiliki cucu! "
Gina tak kelah ceria saat berbicara dengan ibunya
"Selamat ya putri ku. Kamu akan memliki bayi, kamu harus jaga kesehatan, jangan terlalu lelah bekerja. jangan ini, jangan itu, dan bla bla bla,, "
Ibu Gina memberikan banyak petuah dan larangan ketika hamil
" Apakah kamu masih pergi ke perusahaan? "
" Ibu tenang saja, aku membiarkan Nadia dan Risti yang mengelolanya. Dan setiap aku ke kantor, Yudha selalu menemaniku! "
Gina terdengar tenang
" Baguslah. Ibu bisa tenang mendengarnya. Nanti jika ada waktu ibu dan kakek akan mengunjungimu! "
" baiklah bu. Terimakasih, selamat istirahat! "Gina menutup panggilan teleponnya dan mencari keberadaan sang suami
" Sayang, apa ada sesuatu yang terjadi?
Apakah ada yang mengganggu pikiranmu?
Kenapa kamu hanya diam saja?
Apa aku telah melakukan suatu kesalahan? "
Gina tidak mengeluarkan suara sama sekali. Dia hanya menjawab dengan gelengan kepala
" Lantas, kenapa kamu diam saja? Sikap mu tiba - tiba berubah ketika kita direstoran tadi. Apakah ada sesuatu yang mengganggu mu? " Yudha berbicara sambil menyetir mobil. Pandangnnya lurus ke depan. Sesekali dia menoleh ke arah Gina dan mengusap kepalanya
Tanpa sadar Gina sedikit meneteskan air mata. Yudha panik melihatnya dan menepi untuk berbicara
" Sayang, kenapa kamu malah menangis?
Apa aku mengatakan sesuatu yang membuat kamu sedih? "
Yudha begitu panik dan khawatir melihat istrinya menangis
" Tidak ada, hanya saja,,, hanya saja,, aku tidak suka kalau wanita - wanita itu menatap mu dan aku benci ketika kamu berdekatan dengan wanita lain. Aku sama sekali tidak suka itu. Aku tidak ingin membagi mu dengan orang lain. Hiks hiks"
Gina berkata dengan tersedu - sedu disela tangisannya. Yudha menatap tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Bahkan dia sampai tak mengedipkan mata. Kemudian dia tertawa terbahak
" Hahaha, sayaaang.. sejak kapan kamu begitu sensitif mengenai ini. Aku tidak bisa melarang mereka untuk menatap ku. Kenapa? karena suamimu ini adalah pengusaha muda yang tampan. Kamu harusnya senang dengan itu!. Hahaha. Sayang, kamu sungguh konyol sekali"
Yudha terus tertawa tanpa melihat ekspresi di wajah istrinya. Hingga akhirnya
" Huwaaaa... Huwaaa... Kamu jahat, jadi kamu senang kalau para wanita itu memperhatikan mu " Tangisan Gina semakin keras ketika Yudha menertawakannya
" Iya iya, maafkan aku, aku tidak bermaksud menertawakan mu. Lihat aku sayang! "
Yudha merangkup wajah Gina dengan kedua tangannya agar dia menatap Yudha
" Aku tidak bisa melakukan apa - apa ketika mereka harus menatap ku. Tapi yang bisa ku janjikan adalah hanya kamu dan anak kita yang akan menjadi milikku. Tidak akan ada gadis lain yang akan menemani hidupku selain kamu! " Seketika tangis Gina pun berhenti
" Apa benar yang kamu katakan? "
Gina memastikan dengan wajah yang sendu
" Tentu saja. Karena aku sudah memilihmu pasti akan aku tepati "
Yudha tersenyum
" Kurasa kamu salah, bukan kamu yang memilih ku, tapi aku yang memilihmu dan melamarmu "
" Ah, kau benar! Kau yang melarku agar kita segera menikah. Aku melupakan hal itu! "
" Bisakah kita jalan lagi sekarang? "
Tanya Yudha yang dibalas anggukan kepala Gina.
Yudha pun kembali melajukan mobilnya menuju rumahnya.
Setibanya dirumah, Gina langsung membersihkan diri dan berbaring. Dia lebih cepat lelah ketika sedang hamil. Sampai dia mengingat sesuatu dan bangun dari tidurnya lalu meraih posel miliknya. Dia menghubungi kakek Sanjaya dan ibunya
Tuut.. Tuut.. Tuut
" Hallo,,, "
Gina menyapa saat panggilan tersambung
" Hallo Gina,, "
Terdengar suara ibunya yang berada di seberang telepon
" Bagaimana kabar ibu dan kakek? "
" Baik sayang. Kabarmu dan Yudha bagaimana ? "
" Kami juga baik. Bu,, ada yang ingin aku beritahukan pada ibu dan kakek "Gina bernada serius
" Apa itu? Cepat katakan! Jangan buat ibu penasaran seperti ini! "
Bu Gadis terdengar panik dan cemas
" Bu sebenarnya,,, "
Gina terdengar ragu - ragu untuk mengatakannya
" Gina,, cepat katakan pada ibu! "
" Sebenarnya,,, Sebenarnya aku sedang hamil " Suara Gina berubah ceria saat memberitahukan perihal kehamilannya
" Benarkah?! Apa kamu serius? Ibu akan jadi seorang nenek? Ibu akan punya cucu? "
Suara imbu Gadis terdengar begitu bahagia
" Iya ibu,,, aku serius. Aku akan jadi seorang ibu. Dan ibu akan memiliki cucu! "
Gina tak kelah ceria saat berbicara dengan ibunya
"Selamat ya putri ku. Kamu akan memliki bayi, kamu harus jaga kesehatan, jangan terlalu lelah bekerja. jangan ini, jangan itu, dan bla bla bla,, "
Ibu Gina memberikan banyak petuah dan larangan ketika hamil
" Apakah kamu masih pergi ke perusahaan? "
" Ibu tenang saja, aku membiarkan Nadia dan Risti yang mengelolanya. Dan setiap aku ke kantor, Yudha selalu menemaniku! "
Gina terdengar tenang
" Baguslah. Ibu bisa tenang mendengarnya. Nanti jika ada waktu ibu dan kakek akan mengunjungimu! "
" baiklah bu. Terimakasih, selamat istirahat! "Gina menutup panggilan teleponnya dan mencari keberadaan sang suami
You'll Also Like
-
Fairy tale: Little Red Riding Hood's wolf mentor
Chapter 209 18 hours ago -
Naruto: Uchiha is not the Raikage!
Chapter 139 18 hours ago -
Mount and Blade System: Start from Pioneer Lords
Chapter 319 19 hours ago -
Myth Card Supplier: Nezha the Third Prince
Chapter 551 20 hours ago -
Gensokyo Detective, but surrounded by Shura Field
Chapter 287 20 hours ago -
Refining Oneself Into A Corpse
Chapter 24 20 hours ago -
Mortal Mirror
Chapter 508 20 hours ago -
Online Game: I Am The God Of Wealth, What's Wrong With My Pet Having Hundreds Of Millions Of Po
Chapter 513 1 days ago -
Help! I changed the gender of the male protagonist in the yandere game
Chapter 91 1 days ago -
The Goddess Brings The Baby To The House, Awakening The Daddy System!
Chapter 368 1 days ago