Istri Manja Tuan Kusuma
Chapter 12 Bahkan semut sekalipun akan menggigit
"Untuk apa kamu kesini? mau ngolok-ngolok aku? belum puas kamu dengan apa yg sudah kamu lakukan padaku"
Gina berkata dengan dingin, tatapannya menyiratkan kebencian dan kemarahan..
"Gina, aku kesini untuk menanyakan kabarmu. Aku sama sekali tidak berniat untuk ngolok-ngolok kamu"
Riko berbicara dengan tenang
"Kenapa sekarang kamu berubah, mana Gina yang lembut dan baik hati yang dulu?
yang selalu tersenyum dengan hangat ke semua orang"
Gina tersenyum sinis mendengarkan kata-kata Riko
"Hmm.. Gina yang bodoh dan penurut itu sudah mati, saat kalian tak henti-hentinya menjerumuskanku kedalam lubang yang paling dalam. Memaksaku melepas semua yang aku miliki. Mulai dari keluarga bahkan tunangan yang aku kira benar-benar mencintaiku direbut oleh adik tiriku sendiri "
"Gina, tidak bisakah kamu melupakan semuanya? menerima apa yang terjadi? aku tidak pernah berniat menyakitimu, tapi aku mencintai Siska bukan kamu"
Riko berbicara dengan tenang..
"Menurutmu bagaimana aku bisa melupakan semuanya? Keluargaku yang awalnya menyayangiku setelah kedatangan Siska kerumah, semua berubah perlahan membenciku. Kamu yang kuanggap sebagai satu - satunya sandaran ku pun berpaling dariku padanya"
"Setiap apa yang aku lakukan salah, hanya dia yang benar dan semua yang aku miliki harus kuberikan padanya. Kamu kira dengan keadaan seperti itu aku masih bisa berbaik hati dan menerima semuanya dengan senyum?"
"Kamu terlalu picik Riko, bahkan semut sekalipun akan menggigit jika dia terus diinjak - injak"
"Tapi Gina.."
Sebelum Riko selesai bicara Gina menyela perkataannya "Sudahlah mulai sekarang jangan ganggu aku lagi, anggap saja kalau kita tidak pernah memiliki hubungan dan tidak pernah saling mengenal. Aku ingin hidup dengan tenang"
Gina berbalik dan berniat pergi dari sana, tapi tangan Riko memegang bahu Gina yang terluka dengan cukup keras, hingga Gina merasakan sakit lagi. Gina menahan rasa sakitnya dengan menggigit bibir bawahnya dan berusaha melepaskan tangan Riko
"Gina,, ingatlah.. aku selalu menganggap kamu seperti adikku sendiri"
Gina hanya tersenyum sinis dan berdecih sambil berjalan meninggalkan Riko sendiri
Gina berkendara kesebuah panti asuhan di daerah selatan, dia membawa banyak hadiah untuk anak di panti asuhan.
Setibanya disana dia melhat anak-anak sedang bermain ditaman bersama pemilik panti. Diapun menghampirinya " Selamat siang bu Retno" Gina menyapa dengan senyum ramah
"Ech nak Gina disini, mari masuk. Anak-anak sedang main"
"Saya membawa hadiah untuk mereka"
Gina memberikan kantong hadiah itu pada pemilik panti, Ada banyak barang disana, mulai dari perlengkapan sekolah sampai makanan anak-anak.
"Terima kasih banyak, nona Gina sudah banyak membantu kami selama ini. Jika bukan karena sumbangan nona pada kami setiap bulannya, entah bagaimana dengan nasib mereka"
" Mungkin nanti nona Gina tidak bisa datang kesini lagi"
Gina terkejut, karena selama ini panti asuhan inilah yang jadi pelariannya. Dia sangat senang melihat anak-anak yang tertawa riang tanpa beban
"Ada apa bu?
apakah ada masalah?"
"Panti asuhan ini akan dibeli oleh pihak lain, saya dengar panti ini akan dibongkar dan dibangun pusat perbelanjaan. Awalnya kami diberi waktu 1 tahun. Tapi sekarang kami hanya diberi waktu 4 bulan saja untuk mengosongkan tempat ini"
Gina hanya diam, dia tidak bisa berkata apa - apa. Entah apa yg bisa dia lakukan untuk panti asuhan ini.
Diapun pamit meninggalkan panti berjalan menyusuri taman panti tanpa menolehkan pandangannya dari anak-anak itu.
Hingga tanpa ia sadari dia hampir menabrak tiang listri didepannya, sampai seorang pria yang tinggi dan tampan dengan setelan jas rapi berdiri menghalanginya.
Bukk...
Gina berkata dengan dingin, tatapannya menyiratkan kebencian dan kemarahan..
"Gina, aku kesini untuk menanyakan kabarmu. Aku sama sekali tidak berniat untuk ngolok-ngolok kamu"
Riko berbicara dengan tenang
"Kenapa sekarang kamu berubah, mana Gina yang lembut dan baik hati yang dulu?
yang selalu tersenyum dengan hangat ke semua orang"
Gina tersenyum sinis mendengarkan kata-kata Riko
"Hmm.. Gina yang bodoh dan penurut itu sudah mati, saat kalian tak henti-hentinya menjerumuskanku kedalam lubang yang paling dalam. Memaksaku melepas semua yang aku miliki. Mulai dari keluarga bahkan tunangan yang aku kira benar-benar mencintaiku direbut oleh adik tiriku sendiri "
"Gina, tidak bisakah kamu melupakan semuanya? menerima apa yang terjadi? aku tidak pernah berniat menyakitimu, tapi aku mencintai Siska bukan kamu"
Riko berbicara dengan tenang..
"Menurutmu bagaimana aku bisa melupakan semuanya? Keluargaku yang awalnya menyayangiku setelah kedatangan Siska kerumah, semua berubah perlahan membenciku. Kamu yang kuanggap sebagai satu - satunya sandaran ku pun berpaling dariku padanya"
"Setiap apa yang aku lakukan salah, hanya dia yang benar dan semua yang aku miliki harus kuberikan padanya. Kamu kira dengan keadaan seperti itu aku masih bisa berbaik hati dan menerima semuanya dengan senyum?"
"Kamu terlalu picik Riko, bahkan semut sekalipun akan menggigit jika dia terus diinjak - injak"
"Tapi Gina.."
Sebelum Riko selesai bicara Gina menyela perkataannya "Sudahlah mulai sekarang jangan ganggu aku lagi, anggap saja kalau kita tidak pernah memiliki hubungan dan tidak pernah saling mengenal. Aku ingin hidup dengan tenang"
Gina berbalik dan berniat pergi dari sana, tapi tangan Riko memegang bahu Gina yang terluka dengan cukup keras, hingga Gina merasakan sakit lagi. Gina menahan rasa sakitnya dengan menggigit bibir bawahnya dan berusaha melepaskan tangan Riko
"Gina,, ingatlah.. aku selalu menganggap kamu seperti adikku sendiri"
Gina hanya tersenyum sinis dan berdecih sambil berjalan meninggalkan Riko sendiri
Gina berkendara kesebuah panti asuhan di daerah selatan, dia membawa banyak hadiah untuk anak di panti asuhan.
Setibanya disana dia melhat anak-anak sedang bermain ditaman bersama pemilik panti. Diapun menghampirinya " Selamat siang bu Retno" Gina menyapa dengan senyum ramah
"Ech nak Gina disini, mari masuk. Anak-anak sedang main"
"Saya membawa hadiah untuk mereka"
Gina memberikan kantong hadiah itu pada pemilik panti, Ada banyak barang disana, mulai dari perlengkapan sekolah sampai makanan anak-anak.
"Terima kasih banyak, nona Gina sudah banyak membantu kami selama ini. Jika bukan karena sumbangan nona pada kami setiap bulannya, entah bagaimana dengan nasib mereka"
" Mungkin nanti nona Gina tidak bisa datang kesini lagi"
Gina terkejut, karena selama ini panti asuhan inilah yang jadi pelariannya. Dia sangat senang melihat anak-anak yang tertawa riang tanpa beban
"Ada apa bu?
apakah ada masalah?"
"Panti asuhan ini akan dibeli oleh pihak lain, saya dengar panti ini akan dibongkar dan dibangun pusat perbelanjaan. Awalnya kami diberi waktu 1 tahun. Tapi sekarang kami hanya diberi waktu 4 bulan saja untuk mengosongkan tempat ini"
Gina hanya diam, dia tidak bisa berkata apa - apa. Entah apa yg bisa dia lakukan untuk panti asuhan ini.
Diapun pamit meninggalkan panti berjalan menyusuri taman panti tanpa menolehkan pandangannya dari anak-anak itu.
Hingga tanpa ia sadari dia hampir menabrak tiang listri didepannya, sampai seorang pria yang tinggi dan tampan dengan setelan jas rapi berdiri menghalanginya.
Bukk...
You'll Also Like
-
Fairy tale: Little Red Riding Hood's wolf mentor
Chapter 209 4 hours ago -
Naruto: Uchiha is not the Raikage!
Chapter 139 4 hours ago -
Mount and Blade System: Start from Pioneer Lords
Chapter 319 5 hours ago -
Myth Card Supplier: Nezha the Third Prince
Chapter 551 6 hours ago -
Gensokyo Detective, but surrounded by Shura Field
Chapter 287 6 hours ago -
Refining Oneself Into A Corpse
Chapter 24 6 hours ago -
Mortal Mirror
Chapter 508 6 hours ago -
Online Game: I Am The God Of Wealth, What's Wrong With My Pet Having Hundreds Of Millions Of Po
Chapter 513 1 days ago -
Help! I changed the gender of the male protagonist in the yandere game
Chapter 91 1 days ago -
The Goddess Brings The Baby To The House, Awakening The Daddy System!
Chapter 368 1 days ago