Istri Manja Tuan Kusuma
Chapter 157 Tidak apa jika kamu jahat, karena aku bisa lebih jahat darimu!
Setelah Gina meninggalkan perusahaan Dinata, Jimmy mengambil alih semuanya dan memberikan instruksi. Mulai sekarang perusahaan Dinata telah kembali ke tangan pemilik aslinya!
Gina pulang kerumah dengan wajah yang berseri - seri. Kakek Wijaya dan nenek Julia masih berada dirumah mereka, karena menemani Biru dan Jingga.
Begitu Gina masuk kerumah, kakek Wijaya yang menyambutnya terlebih dahulu
" Kamu sudah pulang nak! "
Pria tua itu tersenyum ketika menyapa Gina
" Hai kek, iya aku sudah kembali! "
Gina pun tersenyum membalas sambutan kakek mertuanya
" Duduklah disini, ada yang ingin kakek bicarakan dengan mu! "
Wijaya menepuk sofa disebelahnya, mengisyaratkan agar Gina duduk disana
" Ada apa kek? sepertinya ada masalah serius? " Gina mengerutkan dahi melihat tingkah kakek Wijaya, sambil mengikuti perintah sang kakek untuk duduk
" Begini, resepsi pernikahan kalian, belum di adakan. Kalian juga sudah memiliki si kembar. Bagaimana kalau kita adakan pesta pernikahan sekaligus pesta penyambutan untuk buah hati kalian! "
" Untuk apa kek? Kami sudah menikah buku nikahnya juga sudah ada. Kakek juga sudah menunjukkan sebelumnya, kalau aku menantu kalian. untuk apa lagi sebuah pesta? " Gina tidak menyetujui pesta pernikahan, karena dia sangat tidak suka keramaian
" Kakek ingin semua orang dari kalangan bisnis tahu, kalau kamu ini adalah cucu menantu kakek! "
Ceklek
Tiba - tiba terdengar suara pintu dibuka. Gina dan kakek Wijaya menoleh ke arah pintu masuk dan dilihatnya Yudha yang baru saja kembali dari kantor.
Gina langsung berdiri, menatap suaminya sambil tersenyum manis menyambut kepulangan sang suami. Dia membantunya membukakan jas yang dia kenakan juga meraih tas kerja yang dibawanya. Yudha pun menikmati apa yang dilakukan sang istri, kemudian mencium keningnya dengan penuh kelembutan
Ehem ehem
" Apa kalian lupa, ada kakek disini? "
Deheman sang kakek tidak Yudha pedulikan
" Owh, ku kira tidak ada orang "
Jawab Yudha dengan wajah datarnya. Gina tersenyum melihat itu
" Kamu ini ya, dasar cucu tidak pengertian! "
Kakek Wijaya dibuat kesal oleh sikap acuh tak acuh cucunya
" Ku kira kakek dan nenek sudah pulang " Yudha duduk di seberang sang kakek, menunggu Gina yang tengah mengambilkan air. Setelah Gina kembali dengan membawakan air untuk Yudha dia duduk di sebelahnya.
" Dimana Biru dan Jingga " Yudha menoleh kepada sang istri, bwrtanya dengan lembut. Dengan sebelah tangan melingkar di pinggang Gina
" Sepertinya mereka didalam bersama nenek. Aku juga balum lama kembali "
" Kalian ini jika sudah bersamaan, melupakan semua yang ada di sekeliling kalian. Bahkan keberadaan ku saja tidak kalian hiraukan! " Kakek Wijaya mendengus kesal meninggalkan pasangan itu
" Kenapa dengan kakek sayang? "
Yudha heran dengan sikap aneh kakeknya yang tiba - tiba, hingga dahinya pun mengkerut
" Kakek tadi menanyakan padaku untuk membuat pesta pernikahan. Ku bilang tidak perlu. Lagipula kita sudah menikah secara sah dan juga sudah punya sikembar. Sepertinya kakek marah? "
Yudha hanya mengangguk - anggukan kepala berkali - kali. Hingga akhirnya dia teringat apa yang dilakukan istri kesayangannya hari ini
" O iya, bagaimana hari ini? apa kamu bersenang - senang sayangku? "Yudha tersenyum nakal sambil memegang dagu sang istri
" Aku berhasil menjebloskan mereka kedalam penjara. Aku jamin, tidak akan ada yang berani melawan kita lagi mulai dari sekarang. Dan, tidak akan ada perempuan manapun yang berani lagi mencoba mendekati suamiku. karena kamu hanya milikku saja. Aku tidak ingin lagi berbagi dengan wanita manapun! "
" Hahaha..
Nyonya Kusuma sangat pandai. Aku suka nyonya ku bersikap tidak mudah kepada siapa pun! "
" Tapi tuan, apa menurutmu aku ini tidak terlalu jahat? "
" Tidak apa jika kamu jahat sekali pun. Karena aku bisa lebih jahat darimu sayang. Jadi tidak usah hiraukan perkataan orang lain. Yang terpenting, kamu melindungi dirimu sendiri, jangan biarkan orang lain memandang rendah dirimu dan menindasmu. Ingat! Kamu istri dari Yudha Arya Kusuma, tidak boleh mudah ditindas orang, hanya kamu yang boleh menindas orang! "
" Baiklah tuan, aku akan mengingatnya. Lagi pula aku ini pewaris dari Sanjaya Grup. Tidak benar jika aku direndahkan orang lain!
Gina pulang kerumah dengan wajah yang berseri - seri. Kakek Wijaya dan nenek Julia masih berada dirumah mereka, karena menemani Biru dan Jingga.
Begitu Gina masuk kerumah, kakek Wijaya yang menyambutnya terlebih dahulu
" Kamu sudah pulang nak! "
Pria tua itu tersenyum ketika menyapa Gina
" Hai kek, iya aku sudah kembali! "
Gina pun tersenyum membalas sambutan kakek mertuanya
" Duduklah disini, ada yang ingin kakek bicarakan dengan mu! "
Wijaya menepuk sofa disebelahnya, mengisyaratkan agar Gina duduk disana
" Ada apa kek? sepertinya ada masalah serius? " Gina mengerutkan dahi melihat tingkah kakek Wijaya, sambil mengikuti perintah sang kakek untuk duduk
" Begini, resepsi pernikahan kalian, belum di adakan. Kalian juga sudah memiliki si kembar. Bagaimana kalau kita adakan pesta pernikahan sekaligus pesta penyambutan untuk buah hati kalian! "
" Untuk apa kek? Kami sudah menikah buku nikahnya juga sudah ada. Kakek juga sudah menunjukkan sebelumnya, kalau aku menantu kalian. untuk apa lagi sebuah pesta? " Gina tidak menyetujui pesta pernikahan, karena dia sangat tidak suka keramaian
" Kakek ingin semua orang dari kalangan bisnis tahu, kalau kamu ini adalah cucu menantu kakek! "
Ceklek
Tiba - tiba terdengar suara pintu dibuka. Gina dan kakek Wijaya menoleh ke arah pintu masuk dan dilihatnya Yudha yang baru saja kembali dari kantor.
Gina langsung berdiri, menatap suaminya sambil tersenyum manis menyambut kepulangan sang suami. Dia membantunya membukakan jas yang dia kenakan juga meraih tas kerja yang dibawanya. Yudha pun menikmati apa yang dilakukan sang istri, kemudian mencium keningnya dengan penuh kelembutan
Ehem ehem
" Apa kalian lupa, ada kakek disini? "
Deheman sang kakek tidak Yudha pedulikan
" Owh, ku kira tidak ada orang "
Jawab Yudha dengan wajah datarnya. Gina tersenyum melihat itu
" Kamu ini ya, dasar cucu tidak pengertian! "
Kakek Wijaya dibuat kesal oleh sikap acuh tak acuh cucunya
" Ku kira kakek dan nenek sudah pulang " Yudha duduk di seberang sang kakek, menunggu Gina yang tengah mengambilkan air. Setelah Gina kembali dengan membawakan air untuk Yudha dia duduk di sebelahnya.
" Dimana Biru dan Jingga " Yudha menoleh kepada sang istri, bwrtanya dengan lembut. Dengan sebelah tangan melingkar di pinggang Gina
" Sepertinya mereka didalam bersama nenek. Aku juga balum lama kembali "
" Kalian ini jika sudah bersamaan, melupakan semua yang ada di sekeliling kalian. Bahkan keberadaan ku saja tidak kalian hiraukan! " Kakek Wijaya mendengus kesal meninggalkan pasangan itu
" Kenapa dengan kakek sayang? "
Yudha heran dengan sikap aneh kakeknya yang tiba - tiba, hingga dahinya pun mengkerut
" Kakek tadi menanyakan padaku untuk membuat pesta pernikahan. Ku bilang tidak perlu. Lagipula kita sudah menikah secara sah dan juga sudah punya sikembar. Sepertinya kakek marah? "
Yudha hanya mengangguk - anggukan kepala berkali - kali. Hingga akhirnya dia teringat apa yang dilakukan istri kesayangannya hari ini
" O iya, bagaimana hari ini? apa kamu bersenang - senang sayangku? "Yudha tersenyum nakal sambil memegang dagu sang istri
" Aku berhasil menjebloskan mereka kedalam penjara. Aku jamin, tidak akan ada yang berani melawan kita lagi mulai dari sekarang. Dan, tidak akan ada perempuan manapun yang berani lagi mencoba mendekati suamiku. karena kamu hanya milikku saja. Aku tidak ingin lagi berbagi dengan wanita manapun! "
" Hahaha..
Nyonya Kusuma sangat pandai. Aku suka nyonya ku bersikap tidak mudah kepada siapa pun! "
" Tapi tuan, apa menurutmu aku ini tidak terlalu jahat? "
" Tidak apa jika kamu jahat sekali pun. Karena aku bisa lebih jahat darimu sayang. Jadi tidak usah hiraukan perkataan orang lain. Yang terpenting, kamu melindungi dirimu sendiri, jangan biarkan orang lain memandang rendah dirimu dan menindasmu. Ingat! Kamu istri dari Yudha Arya Kusuma, tidak boleh mudah ditindas orang, hanya kamu yang boleh menindas orang! "
" Baiklah tuan, aku akan mengingatnya. Lagi pula aku ini pewaris dari Sanjaya Grup. Tidak benar jika aku direndahkan orang lain!
You'll Also Like
-
Fairy tale: Little Red Riding Hood's wolf mentor
Chapter 209 18 hours ago -
Naruto: Uchiha is not the Raikage!
Chapter 139 18 hours ago -
Mount and Blade System: Start from Pioneer Lords
Chapter 319 19 hours ago -
Myth Card Supplier: Nezha the Third Prince
Chapter 551 20 hours ago -
Gensokyo Detective, but surrounded by Shura Field
Chapter 287 20 hours ago -
Refining Oneself Into A Corpse
Chapter 24 20 hours ago -
Mortal Mirror
Chapter 508 20 hours ago -
Online Game: I Am The God Of Wealth, What's Wrong With My Pet Having Hundreds Of Millions Of Po
Chapter 513 1 days ago -
Help! I changed the gender of the male protagonist in the yandere game
Chapter 91 1 days ago -
The Goddess Brings The Baby To The House, Awakening The Daddy System!
Chapter 368 1 days ago