Istri Manja Tuan Kusuma
Chapter 44 Berkencanlah denganku
Yudha dan Gina menyusuri jalanan kota dengan terus beegandengan tangan sepulang dari restoran..
Wajah Yudha masih terlihat murung selepas pertemuan Gina tadi, entah apa yang ada dipikrannya. Gina pun merasa ada yang aneh dengan sikap suaminya..
Gina berhenti berjalan dan berdiri tepat dihadapan Yudha, dia memegang tangan Yudha dan sedikit mendongak menatap Yudha. Karena tinggi badan Yudha yang hampir 185 cm sedangkan dia hanya 165cm. Meskipun dia sedang mengenakan high heels tetap saja masih ada perbedaan tinggi badan di antara mereka.
"Sayang,, apa terjadi sesuatu?
Kenapa wajahmu terlihat murung sekali?"
Yudha memperhatikannya lekat sebelum akhirnya dia mengeluarkan suaranya yang serak itu
"Mau berkencan denganku?"
Yudha menatapnya dengan seksama tapi penuh kelembutan. Gina pun tersipu mendengar ucapan Yudha
"Apa yang terjadi? kenapa tiba - tiba mengajakku berkencan?"
Gina terlihat bingung , tidak biasanya Yudha bersikap seperti ini, dia memang perhatian tapi dia kurang suka dengan keramaian.
"Tidak, hanya saja saat melihat pria itu memberimu bunga dan boneka, bahkan memegang tanganmu.. Aku tidak suka akan hal itu"
Yudha tertunduk dan sedikit memelankan suaranya ketika mengatakan itu, tapi Gina masih dapat mendengar ucapannya dan sontak Ginapun tertawa mendengarnya..
"Hahaha.....Apa kamu cemburu sayang?"
memandang wajah Yudha yang tertunduk itu
"Tidak.. hanya saja..."
Sebelum selesai dengan kalimatnya Gina menyela perkataannya
"Sayang, dengarkan aku baik - baik. Meskipun pernikahan kita pada awalnya tidak didasari cinta, tapi aku beruntung bisa menjadi istrimu. Tidak ada suami sebaik kamu. Dan aku sangat menyayangimu"
" Kamu sudah berjanji padaku akan selalu menemaniku, mendukungku, dan melindungiku. Begitupun denganku, aku akan selalu ada disampingmu, menemanimu, mendukungmu. Apapun yang terjadi, aku tidak akan pernah meninggalkanmu"
" Tidak ada laki - laki lain yang dapat menggantikanmu"
Yudha sangat terharu mendengar setiap pernyataan yg terlontar dari mulut Gina. Dia menarik pinggang Gina kepelukannya dan "Cup..." Ciuman yang penuh kemesraan dan cinta berakhir di moment itu.
Ciuman mereka berlangsung agak lama sampai Gina mulai kehilangan nafas barulah Yudha melepaskannya..
"Apakah kita jadi berkencan?
Aku mau nonton film di bioskop"
Tanya Gina dengan mata berbinar penuh harap
"Baiklah"
Yudha menggangguk dan mereka berjalan menuju bioskop..
Ditempat lain,,, Arin menghubungi ponsel Gadis..
" Hallo,, "
Tanya ibu Gina saat mengangkat telpon
"Bisakah kita bertemu?
besok aku tunggu ditestoran K!"
Arin langsung mengatakan tujuannya menghubingi Gadis
"Ada apa?
kurasa tidak ada yang perlu dibahas?"
"Kita harus bertemu dan bicara secara langsung,
Ini mengenai surat pemindahan saham itu"
Suara Arin terdengar lemah namun tegas
"Owh itu. Baiklah, aku akan menemuimu besok"
Gadis berbicara dengan nada yang dingin kemudian menutup telponnya.
Sang ayah, Dirga pun mendengar percakapan itu.
" Ada apa, untuk apa dia ingin bertemu denganmu?"
Tanya Dirga dengan wajah kesal
" Entahlah, mungkin dia akan meminta saham itu"
Gadis kenjawab dengan mengangkat bahu
"Saham yang dulu mereka berikan saat kamu bercerai?
Saham yang hanya bernilai 10% itu?
Tidak perlu dipermasalahkan, kamu bahkan memiliki lebih banyak dari nilai saham itu.
Apa kamu akan pergi menemuinya?"
" Iya ayah, aku ingin melihat sendiri apa yang akan mereka lakukan"
Dirga pun menganggukan kepala perlahan..
"Tapi kamu tetap harus berhati - hati.. mereka pasti merencanakan sesuatu padamu"
" Ayah tenang saja, dulu aku baik kepada mereka, karena mereka aku anggap bagian dari keluargaku, bahkan aku sampai rela meninggalkan ayah. Tapi sekarang mereka bukan siapa - siapa. Dan mereka berani menyiksa putriku selama bertahun - tahun"
Untuk sesaat Gadis termenung karena mengingat masa lalu.
Dulu dia dan Riska berteman baik, hingga mereka bertemu dengan Budi. Budi dan Gadis saling mencintai dan memutuskan menikah. Riska yang diam - diam mencintainya mulai menggunakan segala cara untuk mendapatkan Budi. Dia berhasil menjebaknya dengan memberikan obat perangsang kepada Budi saat mereka tidak bersama Gadis. Budi yang kehilangan kesadaran melakukan hal yang tidak sepatutnya bersama Riska hingga dia mengandung. Karena merasa bersalah pada Gadis, Riska berkata pada Budi akan pergi ke luar negeri dan melupakan semuanya. Tapi nyatanya dia kembali setelah beberapa tahun dengan membawa Siska. Dia berkomplot dengan Arin merebut Budi dari tangannya.
Gadis tersadar dari lamunannya dan berkata dengan dingim
"Dirumah itu selain ayah mertua, semuanya tidak ada yang baik"
Wajah Yudha masih terlihat murung selepas pertemuan Gina tadi, entah apa yang ada dipikrannya. Gina pun merasa ada yang aneh dengan sikap suaminya..
Gina berhenti berjalan dan berdiri tepat dihadapan Yudha, dia memegang tangan Yudha dan sedikit mendongak menatap Yudha. Karena tinggi badan Yudha yang hampir 185 cm sedangkan dia hanya 165cm. Meskipun dia sedang mengenakan high heels tetap saja masih ada perbedaan tinggi badan di antara mereka.
"Sayang,, apa terjadi sesuatu?
Kenapa wajahmu terlihat murung sekali?"
Yudha memperhatikannya lekat sebelum akhirnya dia mengeluarkan suaranya yang serak itu
"Mau berkencan denganku?"
Yudha menatapnya dengan seksama tapi penuh kelembutan. Gina pun tersipu mendengar ucapan Yudha
"Apa yang terjadi? kenapa tiba - tiba mengajakku berkencan?"
Gina terlihat bingung , tidak biasanya Yudha bersikap seperti ini, dia memang perhatian tapi dia kurang suka dengan keramaian.
"Tidak, hanya saja saat melihat pria itu memberimu bunga dan boneka, bahkan memegang tanganmu.. Aku tidak suka akan hal itu"
Yudha tertunduk dan sedikit memelankan suaranya ketika mengatakan itu, tapi Gina masih dapat mendengar ucapannya dan sontak Ginapun tertawa mendengarnya..
"Hahaha.....Apa kamu cemburu sayang?"
memandang wajah Yudha yang tertunduk itu
"Tidak.. hanya saja..."
Sebelum selesai dengan kalimatnya Gina menyela perkataannya
"Sayang, dengarkan aku baik - baik. Meskipun pernikahan kita pada awalnya tidak didasari cinta, tapi aku beruntung bisa menjadi istrimu. Tidak ada suami sebaik kamu. Dan aku sangat menyayangimu"
" Kamu sudah berjanji padaku akan selalu menemaniku, mendukungku, dan melindungiku. Begitupun denganku, aku akan selalu ada disampingmu, menemanimu, mendukungmu. Apapun yang terjadi, aku tidak akan pernah meninggalkanmu"
" Tidak ada laki - laki lain yang dapat menggantikanmu"
Yudha sangat terharu mendengar setiap pernyataan yg terlontar dari mulut Gina. Dia menarik pinggang Gina kepelukannya dan "Cup..." Ciuman yang penuh kemesraan dan cinta berakhir di moment itu.
Ciuman mereka berlangsung agak lama sampai Gina mulai kehilangan nafas barulah Yudha melepaskannya..
"Apakah kita jadi berkencan?
Aku mau nonton film di bioskop"
Tanya Gina dengan mata berbinar penuh harap
"Baiklah"
Yudha menggangguk dan mereka berjalan menuju bioskop..
Ditempat lain,,, Arin menghubungi ponsel Gadis..
" Hallo,, "
Tanya ibu Gina saat mengangkat telpon
"Bisakah kita bertemu?
besok aku tunggu ditestoran K!"
Arin langsung mengatakan tujuannya menghubingi Gadis
"Ada apa?
kurasa tidak ada yang perlu dibahas?"
"Kita harus bertemu dan bicara secara langsung,
Ini mengenai surat pemindahan saham itu"
Suara Arin terdengar lemah namun tegas
"Owh itu. Baiklah, aku akan menemuimu besok"
Gadis berbicara dengan nada yang dingin kemudian menutup telponnya.
Sang ayah, Dirga pun mendengar percakapan itu.
" Ada apa, untuk apa dia ingin bertemu denganmu?"
Tanya Dirga dengan wajah kesal
" Entahlah, mungkin dia akan meminta saham itu"
Gadis kenjawab dengan mengangkat bahu
"Saham yang dulu mereka berikan saat kamu bercerai?
Saham yang hanya bernilai 10% itu?
Tidak perlu dipermasalahkan, kamu bahkan memiliki lebih banyak dari nilai saham itu.
Apa kamu akan pergi menemuinya?"
" Iya ayah, aku ingin melihat sendiri apa yang akan mereka lakukan"
Dirga pun menganggukan kepala perlahan..
"Tapi kamu tetap harus berhati - hati.. mereka pasti merencanakan sesuatu padamu"
" Ayah tenang saja, dulu aku baik kepada mereka, karena mereka aku anggap bagian dari keluargaku, bahkan aku sampai rela meninggalkan ayah. Tapi sekarang mereka bukan siapa - siapa. Dan mereka berani menyiksa putriku selama bertahun - tahun"
Untuk sesaat Gadis termenung karena mengingat masa lalu.
Dulu dia dan Riska berteman baik, hingga mereka bertemu dengan Budi. Budi dan Gadis saling mencintai dan memutuskan menikah. Riska yang diam - diam mencintainya mulai menggunakan segala cara untuk mendapatkan Budi. Dia berhasil menjebaknya dengan memberikan obat perangsang kepada Budi saat mereka tidak bersama Gadis. Budi yang kehilangan kesadaran melakukan hal yang tidak sepatutnya bersama Riska hingga dia mengandung. Karena merasa bersalah pada Gadis, Riska berkata pada Budi akan pergi ke luar negeri dan melupakan semuanya. Tapi nyatanya dia kembali setelah beberapa tahun dengan membawa Siska. Dia berkomplot dengan Arin merebut Budi dari tangannya.
Gadis tersadar dari lamunannya dan berkata dengan dingim
"Dirumah itu selain ayah mertua, semuanya tidak ada yang baik"
You'll Also Like
-
Fairy tale: Little Red Riding Hood's wolf mentor
Chapter 209 4 hours ago -
Naruto: Uchiha is not the Raikage!
Chapter 139 4 hours ago -
Mount and Blade System: Start from Pioneer Lords
Chapter 319 5 hours ago -
Myth Card Supplier: Nezha the Third Prince
Chapter 551 6 hours ago -
Gensokyo Detective, but surrounded by Shura Field
Chapter 287 6 hours ago -
Refining Oneself Into A Corpse
Chapter 24 6 hours ago -
Mortal Mirror
Chapter 508 6 hours ago -
Online Game: I Am The God Of Wealth, What's Wrong With My Pet Having Hundreds Of Millions Of Po
Chapter 513 1 days ago -
Help! I changed the gender of the male protagonist in the yandere game
Chapter 91 1 days ago -
The Goddess Brings The Baby To The House, Awakening The Daddy System!
Chapter 368 1 days ago