Istri Manja Tuan Kusuma
Chapter 68 Rumah utama keluarga Kusuma
Setelah memakan waktu hampir satu jam perjalanan. Yudha dan Gina tiba dirumah Utama keluarga Kusuma.
Rumah itu terletak dikawasan perumahan mewah. Dari jalan komplek tidak terlalu tampak bentuk rumahnya, karena ukuran pagar dengan pintu gerbang yang tinggi itu menutupi rumah yang terletak lumayan jauh dari gerbang. Begitu pintu gerbang dibuka, disana terdapat banyak bunga - bunga dan pepohonan yang tertata rapih disepanjang jalan menuju rumah, dengan rumput jepang yang menghiasi sekitar taman dan terdapat pula air mancur yang dikelilingi kolam ikan berbentuk lingkaran. Suasananya begitu nyaman dan damai menjadikan rumah begitu segar.
Gina terpana disepanjang jalan dari gerbang utama menuju rumah. Dia membelalakan mata ketika terlihat rumah yang begitu besar bak istana dengan desain bergaya Eropa. Mulutnya menganga, mwrasa takjub dan tak percaya dengan apa yang dia lihat. Rumah ini lebih besar dan mewah dari rumah yang ditempati Yudha. Entah terdapat berapa ruang kemar didalamnya.
" Dari luar saja sudah terlihat bagus dan mewah. apalagi setelah masuk kedalam.
Sebenarnya siapa keluarga Kusuma?
bagaimana mereka bisa begitu kaya bagaikan Raja? Berapa banyak perusahaan yang mereka miliki? " pikir Gina yang dipenuhi berbagai pertanyaan, kemudian dia menoleh kearah suaminya yang sedang mengemudi. Wajahnya mengisyaratkan pertanyaan kepada Yudha " Benarkah ini rumah utama. ini seperti istana. Bagaimana rumah ini bisa begitu besar"
Yudha memahami keterkejutan sang istri. Dia tertawa dan mulai bersuara
" Haha.. iya ini rumah kakek, tapi kamu tidak usah khawatir. Kamu tidak akan tersesat karena disini ada banyak pekerja, jadi kamu bisa bertanya jika tersesat.. haha"
Ledekan Yudha membuat Gina mengerucutkan bibirnya. " Puas sekali kamu ya meledekku. Huh! "
Gina memalingkan wajahnya dari Yudha dan menatap keluar jendela.
Akhirnya mereka tiba dirumah utama. Begitu turun dari mobil, mereka langsung disambut oleh para pekerja rumah.
" Selamat datang kembali Tuan muda! "
salah satu pekerja rumah membukakan pintu mobil Yudha dan dibalas dengan anggukan olehnya.
Kemudian Yudha berjalan memutar kearah lain, membukakan pintu mobil untuk Gina
" Ayo sayang kita masuk "
Yudha mengulurkan tangan, membantu Gina turun dari mobil dan menggandengnya masuk menuju rumah
" Aku gugup sekali sayang, aku takut kalau kakek tidak menyukaiku "
Gina memgang erat lengan bagian siku Yudha.
"Tenanglah, tidak usah takut, kamu kan sudah kenal kakek sebelumnya "
Yudha mengelus punggung tangan Gina lembut seraya menenangkannya.
" Tapi itukan berbeda, dulu aku bertemu kakek sebagai bawahannya dikantor, sekarang aku akan bertemu dengannya sebagai cucu menantunya"
Kedatangan nenek Julia menghentikan pembicaraan suami istri itu.
" Akhirnya kalian tiba juga dirumah ini. Nenek sudah lama menunggu kalian. Nenek sudah menyiapkan banyak hidangan untuk makan malam kita "
Nenek Julia menyambut Gina dan memeluknya penuh kasih sayang,
" Hai nek, bagaimana kabar nenek? "
Gina menyapa nenek Julia dengan senyum yang ramah setelah melerai pelukan mereka
" Nenek baik - baik saja, ayo kita masuk! "
"
Nenek Julia menggandeng Gina masuk diikuti Yudha yang berjalan dibelakang mereka.
Didalam terlihat Kakek Wijaya yang sedang berdiri menunggu cucu dan cucu mantunya.
Beliau terlihat sangat gagah meskipun sudah berumur.
" Selamat malam kek, apa kabar? "
Gina menyapa kakek Wijaya dengan senyum ramah. Dan dibalas dengan anggukan oleh kakek Wijaya dengan wajah terlihat dingin
" Hei kamu, muka es, sampai kapan kamu mau berdiri saja disitu?
kamu tidak merindukan kakek mu yang tampan dan gagah ini, hah? "
Kakek Wijaya memanggil Yudha yang diam saja dan tidak menyapanya
" Cih, kakek tua sampai kapan kakek akan memanggilku muka es?
Kan kakek sendiri yang mengajarkan ku bagaimana cara bersikap sebagai orang terhormat!
Apa ingatan kakek sudah mulai melemah? "
Yudha berbicara dengan nada tenang dan senyum mengejek terukir diwajahnya.
Setelah sapaan dan candaan yang biasa mereka lontarkan itu Yudha mendekat kepada sang kakek dan memeluknya.
Nenek Julia yang terbiasa melihat keadaan ini hanya menggelengkan kepala dan tersenyum. Sedangkan Gina yang pertama kali melihat kakek dan cucu ini berinteraksi. Menatap heran dan bingung melihat keduanya.
" Bukannya mereka berdua ini sama - sama muka es dihadapan orang?
bisa - bisanya mereka bersikap santai dan penuh canda ketika bersama"
Pikir Gina disertai gelengan kepala perlahan
Rumah itu terletak dikawasan perumahan mewah. Dari jalan komplek tidak terlalu tampak bentuk rumahnya, karena ukuran pagar dengan pintu gerbang yang tinggi itu menutupi rumah yang terletak lumayan jauh dari gerbang. Begitu pintu gerbang dibuka, disana terdapat banyak bunga - bunga dan pepohonan yang tertata rapih disepanjang jalan menuju rumah, dengan rumput jepang yang menghiasi sekitar taman dan terdapat pula air mancur yang dikelilingi kolam ikan berbentuk lingkaran. Suasananya begitu nyaman dan damai menjadikan rumah begitu segar.
Gina terpana disepanjang jalan dari gerbang utama menuju rumah. Dia membelalakan mata ketika terlihat rumah yang begitu besar bak istana dengan desain bergaya Eropa. Mulutnya menganga, mwrasa takjub dan tak percaya dengan apa yang dia lihat. Rumah ini lebih besar dan mewah dari rumah yang ditempati Yudha. Entah terdapat berapa ruang kemar didalamnya.
" Dari luar saja sudah terlihat bagus dan mewah. apalagi setelah masuk kedalam.
Sebenarnya siapa keluarga Kusuma?
bagaimana mereka bisa begitu kaya bagaikan Raja? Berapa banyak perusahaan yang mereka miliki? " pikir Gina yang dipenuhi berbagai pertanyaan, kemudian dia menoleh kearah suaminya yang sedang mengemudi. Wajahnya mengisyaratkan pertanyaan kepada Yudha " Benarkah ini rumah utama. ini seperti istana. Bagaimana rumah ini bisa begitu besar"
Yudha memahami keterkejutan sang istri. Dia tertawa dan mulai bersuara
" Haha.. iya ini rumah kakek, tapi kamu tidak usah khawatir. Kamu tidak akan tersesat karena disini ada banyak pekerja, jadi kamu bisa bertanya jika tersesat.. haha"
Ledekan Yudha membuat Gina mengerucutkan bibirnya. " Puas sekali kamu ya meledekku. Huh! "
Gina memalingkan wajahnya dari Yudha dan menatap keluar jendela.
Akhirnya mereka tiba dirumah utama. Begitu turun dari mobil, mereka langsung disambut oleh para pekerja rumah.
" Selamat datang kembali Tuan muda! "
salah satu pekerja rumah membukakan pintu mobil Yudha dan dibalas dengan anggukan olehnya.
Kemudian Yudha berjalan memutar kearah lain, membukakan pintu mobil untuk Gina
" Ayo sayang kita masuk "
Yudha mengulurkan tangan, membantu Gina turun dari mobil dan menggandengnya masuk menuju rumah
" Aku gugup sekali sayang, aku takut kalau kakek tidak menyukaiku "
Gina memgang erat lengan bagian siku Yudha.
"Tenanglah, tidak usah takut, kamu kan sudah kenal kakek sebelumnya "
Yudha mengelus punggung tangan Gina lembut seraya menenangkannya.
" Tapi itukan berbeda, dulu aku bertemu kakek sebagai bawahannya dikantor, sekarang aku akan bertemu dengannya sebagai cucu menantunya"
Kedatangan nenek Julia menghentikan pembicaraan suami istri itu.
" Akhirnya kalian tiba juga dirumah ini. Nenek sudah lama menunggu kalian. Nenek sudah menyiapkan banyak hidangan untuk makan malam kita "
Nenek Julia menyambut Gina dan memeluknya penuh kasih sayang,
" Hai nek, bagaimana kabar nenek? "
Gina menyapa nenek Julia dengan senyum yang ramah setelah melerai pelukan mereka
" Nenek baik - baik saja, ayo kita masuk! "
"
Nenek Julia menggandeng Gina masuk diikuti Yudha yang berjalan dibelakang mereka.
Didalam terlihat Kakek Wijaya yang sedang berdiri menunggu cucu dan cucu mantunya.
Beliau terlihat sangat gagah meskipun sudah berumur.
" Selamat malam kek, apa kabar? "
Gina menyapa kakek Wijaya dengan senyum ramah. Dan dibalas dengan anggukan oleh kakek Wijaya dengan wajah terlihat dingin
" Hei kamu, muka es, sampai kapan kamu mau berdiri saja disitu?
kamu tidak merindukan kakek mu yang tampan dan gagah ini, hah? "
Kakek Wijaya memanggil Yudha yang diam saja dan tidak menyapanya
" Cih, kakek tua sampai kapan kakek akan memanggilku muka es?
Kan kakek sendiri yang mengajarkan ku bagaimana cara bersikap sebagai orang terhormat!
Apa ingatan kakek sudah mulai melemah? "
Yudha berbicara dengan nada tenang dan senyum mengejek terukir diwajahnya.
Setelah sapaan dan candaan yang biasa mereka lontarkan itu Yudha mendekat kepada sang kakek dan memeluknya.
Nenek Julia yang terbiasa melihat keadaan ini hanya menggelengkan kepala dan tersenyum. Sedangkan Gina yang pertama kali melihat kakek dan cucu ini berinteraksi. Menatap heran dan bingung melihat keduanya.
" Bukannya mereka berdua ini sama - sama muka es dihadapan orang?
bisa - bisanya mereka bersikap santai dan penuh canda ketika bersama"
Pikir Gina disertai gelengan kepala perlahan
You'll Also Like
-
Fairy tale: Little Red Riding Hood's wolf mentor
Chapter 209 4 hours ago -
Naruto: Uchiha is not the Raikage!
Chapter 139 4 hours ago -
Mount and Blade System: Start from Pioneer Lords
Chapter 319 5 hours ago -
Myth Card Supplier: Nezha the Third Prince
Chapter 551 6 hours ago -
Gensokyo Detective, but surrounded by Shura Field
Chapter 287 6 hours ago -
Refining Oneself Into A Corpse
Chapter 24 6 hours ago -
Mortal Mirror
Chapter 508 6 hours ago -
Online Game: I Am The God Of Wealth, What's Wrong With My Pet Having Hundreds Of Millions Of Po
Chapter 513 1 days ago -
Help! I changed the gender of the male protagonist in the yandere game
Chapter 91 1 days ago -
The Goddess Brings The Baby To The House, Awakening The Daddy System!
Chapter 368 1 days ago