Istri Manja Tuan Kusuma
Chapter 90 Kecelakaan mobil
Keesokan harinya Riska pergi ke Villa untuk menemui Siska.
" Siska, sebenarnya apa yang terjadi?
Kenapa kamu sampai mendorong Gina hingga ia terjatuh? "
Riska yang panik langsung bertanya pada Siska
" Dia yang memancing kemarahan ku lebih dulu bu. Aku tidak tahan, sehingga aku mendorongnya hingga jatuh. Aku merasa puas bu. Itu memang pantas dia dapatkan. Dia yang menyebabkan semua penderitaan kita. Entah bagaimana keadaannya sekarang bu. Apa ibu sudah dapat kabar? "
Siska terus saja nerbicara tanpa mendengarkan ibunya
" Sekarang kita pasti dalam masalah besar. Nenek mu belum bangun, tapi kamu sudah menimbulkan masalah baru. Apa yang harus kita lakukan sekarang? "
Riska merasa panik, dia terus mondar mandir dihadapan Siska
" Sudahlah bu, tenang saja. Tidak ada yang melihatku mendorongnya. Pasti tidak akan terjadi apa - apa "
Siska bicara dengan santai dan berusaha menenangkan ibunya
" Bagaimana bisa tenang?
Kita pasti akan berurusan dengan Yudha dan juga keluarga Gadis!
Kita sedang dalam masalah besar kali ini! "
Riska masih merasa panik dan ketakutan. Wajahnya semakin pucat membayangkan apa yang bisa terjadi
" Ibu benar, bagaimana aku bisa melukai Gina secara langsung?
Seharusnya aku tidak terprovokasi olehnya! "
Siska pun yang baru menyadarinya ikut panik dan takut membayangkan apa yang bisa saja terjadi
" Kita harus menemui nenek mu terlebih dulu,
semoga dia sudah sadarkan diri, dia pasti punya cara untuk mengatasi semuanya "
Saran Riska kepada putrinya dengan wajah panik
" Baiklah bu,, "
Mereka berdua bergegas menuju rumah sakit
Drrrt Drrrt
Sebelum mereka tiba dirumah sakit bagian keuangan perusahaan menghubungi Riska
" Halo,,, "
" Hallo bu wakil direktur. Perusahaan kita sedang dalam masalah besar. Harga saham kita turun drastis pagi ini! "
Riska mengangkat teleponnya dan sebelum menanyakan sesuatu orang yang berada di ujung telepon sudah berkata yang mengejutkan
" Apa maksudnya? "
Riska mengernyitkan alis, tidak mengerti maksud dari karyawannya
" Saham kita turun drastis, dan bisa saja perusahaan dinyatakan bangkrut "
"Apa?
Bagaimana bisa saham kita turun drastis begitu. Kamu sudah cari informasi mengenai penyebabnya? "
Riska membelalakkan mata, terkejut atas berita tersebut
" Sudah bu, tidak ada informasi yang menguntungkan bagi kita! "
" Aku akan ke kantor sekarang juga, kita harus menemukan jalan keluar! "
Riska menutup panggilan dan merubah arah mobilnya menuju kantor
" Ada apa bu? "
Siska yang tidak mengerti bertanya dengan wajah penasarannya
" Kita dalam masalah besar. Harga saham perusahaan tiba - tiba merosot. Kita bisa secepatnya dinyatakan bangkrut. Ini semua salahmu. Bagaimana bisa kamu seceroboh itu dan bertindak gegabah?
Ini oasti ada kaitannya dengan insiden yang terjadi pada Gina"
Riska yang panik mengemudi dengan cepat.
" Bagaimana bisa terjadi seperti ini?
Bukannya saham perusahaan kita baik - baik saja?
Hati - hati bu, pelankan mobilnya. Kita bisa terlibat kecelakaan kalau ibu mengemudikan mobil seperti ini! "
Siska memperingatkan ibunya agar lebih berhati - hati
Riska tidak mempedulikan dan terus mengendarai mobil dengan kecepatan penuh. Hingga tanpa dia sadari. Dari arah yang berlawanan, ada sebuah mobil yang menuju ke arahnya.
" Ibu awas!
Aaaccccchhh "
Duaaarrrr
Kedua mobil saling bertabrakan. Karena kecepatan yang tinggi mobil Riska dan Siska terlempar, berguling berkali - kali.
Dug dug dug
Risak dan Siska terombang ambing di dalam mobil yang terguling . Siska masih tersadar, sedangkan sang ibu sudah tidak sadarkan diri karena mengalami benturan pada kepala.
" Tolong.. tolong.. bu bangunlah "
Suara Siska parau, lemah tak berdaya, dia berusaha membangunkan ibunya yang tak sadarkan diri dengan wajah dan tubuhnya yang berlumuran darah sebelum kesadarannya mulai habis.
Di rasakannya sekujur tubuhnya sakit. Terasa darah segar mengalir di wajahnya. Semua yang dilihatnya buram, pandangannya samar hingga akhirnya semuanya menjadi gelap, dan Siska pun tak sadarkan diri.
Semua orang berlari menuju ke arah mobil yang ditumpangi Siska berusaha menyelamatkan mereka. Sirine ambulance terdengar melintas dijalanan yang padat, membawa mereka menuju rumah sakit terdekat.
Sesampainya di rumah sakit mereka segera dilarikan ke ruang ICU untuk mendapatkan pertolongan. Mereka dibawa kerumah sakit yang sama dimana tempat Gina dan neneknya dirawat.
" Siska, sebenarnya apa yang terjadi?
Kenapa kamu sampai mendorong Gina hingga ia terjatuh? "
Riska yang panik langsung bertanya pada Siska
" Dia yang memancing kemarahan ku lebih dulu bu. Aku tidak tahan, sehingga aku mendorongnya hingga jatuh. Aku merasa puas bu. Itu memang pantas dia dapatkan. Dia yang menyebabkan semua penderitaan kita. Entah bagaimana keadaannya sekarang bu. Apa ibu sudah dapat kabar? "
Siska terus saja nerbicara tanpa mendengarkan ibunya
" Sekarang kita pasti dalam masalah besar. Nenek mu belum bangun, tapi kamu sudah menimbulkan masalah baru. Apa yang harus kita lakukan sekarang? "
Riska merasa panik, dia terus mondar mandir dihadapan Siska
" Sudahlah bu, tenang saja. Tidak ada yang melihatku mendorongnya. Pasti tidak akan terjadi apa - apa "
Siska bicara dengan santai dan berusaha menenangkan ibunya
" Bagaimana bisa tenang?
Kita pasti akan berurusan dengan Yudha dan juga keluarga Gadis!
Kita sedang dalam masalah besar kali ini! "
Riska masih merasa panik dan ketakutan. Wajahnya semakin pucat membayangkan apa yang bisa terjadi
" Ibu benar, bagaimana aku bisa melukai Gina secara langsung?
Seharusnya aku tidak terprovokasi olehnya! "
Siska pun yang baru menyadarinya ikut panik dan takut membayangkan apa yang bisa saja terjadi
" Kita harus menemui nenek mu terlebih dulu,
semoga dia sudah sadarkan diri, dia pasti punya cara untuk mengatasi semuanya "
Saran Riska kepada putrinya dengan wajah panik
" Baiklah bu,, "
Mereka berdua bergegas menuju rumah sakit
Drrrt Drrrt
Sebelum mereka tiba dirumah sakit bagian keuangan perusahaan menghubungi Riska
" Halo,,, "
" Hallo bu wakil direktur. Perusahaan kita sedang dalam masalah besar. Harga saham kita turun drastis pagi ini! "
Riska mengangkat teleponnya dan sebelum menanyakan sesuatu orang yang berada di ujung telepon sudah berkata yang mengejutkan
" Apa maksudnya? "
Riska mengernyitkan alis, tidak mengerti maksud dari karyawannya
" Saham kita turun drastis, dan bisa saja perusahaan dinyatakan bangkrut "
"Apa?
Bagaimana bisa saham kita turun drastis begitu. Kamu sudah cari informasi mengenai penyebabnya? "
Riska membelalakkan mata, terkejut atas berita tersebut
" Sudah bu, tidak ada informasi yang menguntungkan bagi kita! "
" Aku akan ke kantor sekarang juga, kita harus menemukan jalan keluar! "
Riska menutup panggilan dan merubah arah mobilnya menuju kantor
" Ada apa bu? "
Siska yang tidak mengerti bertanya dengan wajah penasarannya
" Kita dalam masalah besar. Harga saham perusahaan tiba - tiba merosot. Kita bisa secepatnya dinyatakan bangkrut. Ini semua salahmu. Bagaimana bisa kamu seceroboh itu dan bertindak gegabah?
Ini oasti ada kaitannya dengan insiden yang terjadi pada Gina"
Riska yang panik mengemudi dengan cepat.
" Bagaimana bisa terjadi seperti ini?
Bukannya saham perusahaan kita baik - baik saja?
Hati - hati bu, pelankan mobilnya. Kita bisa terlibat kecelakaan kalau ibu mengemudikan mobil seperti ini! "
Siska memperingatkan ibunya agar lebih berhati - hati
Riska tidak mempedulikan dan terus mengendarai mobil dengan kecepatan penuh. Hingga tanpa dia sadari. Dari arah yang berlawanan, ada sebuah mobil yang menuju ke arahnya.
" Ibu awas!
Aaaccccchhh "
Duaaarrrr
Kedua mobil saling bertabrakan. Karena kecepatan yang tinggi mobil Riska dan Siska terlempar, berguling berkali - kali.
Dug dug dug
Risak dan Siska terombang ambing di dalam mobil yang terguling . Siska masih tersadar, sedangkan sang ibu sudah tidak sadarkan diri karena mengalami benturan pada kepala.
" Tolong.. tolong.. bu bangunlah "
Suara Siska parau, lemah tak berdaya, dia berusaha membangunkan ibunya yang tak sadarkan diri dengan wajah dan tubuhnya yang berlumuran darah sebelum kesadarannya mulai habis.
Di rasakannya sekujur tubuhnya sakit. Terasa darah segar mengalir di wajahnya. Semua yang dilihatnya buram, pandangannya samar hingga akhirnya semuanya menjadi gelap, dan Siska pun tak sadarkan diri.
Semua orang berlari menuju ke arah mobil yang ditumpangi Siska berusaha menyelamatkan mereka. Sirine ambulance terdengar melintas dijalanan yang padat, membawa mereka menuju rumah sakit terdekat.
Sesampainya di rumah sakit mereka segera dilarikan ke ruang ICU untuk mendapatkan pertolongan. Mereka dibawa kerumah sakit yang sama dimana tempat Gina dan neneknya dirawat.
You'll Also Like
-
Fairy tale: Little Red Riding Hood's wolf mentor
Chapter 209 4 hours ago -
Naruto: Uchiha is not the Raikage!
Chapter 139 4 hours ago -
Mount and Blade System: Start from Pioneer Lords
Chapter 319 5 hours ago -
Myth Card Supplier: Nezha the Third Prince
Chapter 551 5 hours ago -
Gensokyo Detective, but surrounded by Shura Field
Chapter 287 6 hours ago -
Refining Oneself Into A Corpse
Chapter 24 6 hours ago -
Mortal Mirror
Chapter 508 6 hours ago -
Online Game: I Am The God Of Wealth, What's Wrong With My Pet Having Hundreds Of Millions Of Po
Chapter 513 1 days ago -
Help! I changed the gender of the male protagonist in the yandere game
Chapter 91 1 days ago -
The Goddess Brings The Baby To The House, Awakening The Daddy System!
Chapter 368 1 days ago