Istri Manja Tuan Kusuma
Chapter 94 Perusahaan Atmaja kembali ke tangan pewaris yang sebenarnya
" Nenek sengaja datang kesini untuk menjenguk ku atau meminta bantuan padaku? "
" Sudahlah nek, jangan berpura - pura lagi. Aku tahu nenek kesini karena menginginkan sesuatu dari ku kan?
Dari aku kecil nenek tidak pernah menyukai ku. Bagaimana bisa sekarang nenek tiba - tiba peduli dengan kondisi ku? "Gina mengerutkan keningnya dan berkata dengan dingin dan acuh tak acuh.
" Kek, aku menghormati kakek tapi maaf aku tidak ingin terlibat lagi dengan keluarga kakek. Dari dulu kakek selalu mendoakan ku agar hidup tenang dan bahagia kan? Sekarang aku sudah menemukan kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup ku. Aku tidak ingin kembali melepaskannya "
Gina menatap Kakeknya dengan begitu sedih, Yudha yang berdiri disebelahnya berusaha menenangkan Gina dengan memeluk pundaknya
" Kamu tidak perlu khawatir. Kakek mengerti kamu dan kakek senang jika kamu akhirnya menemukan kebahagiaan mu. Tidak perlu cemas atau khawatir pada kakek. Kakek memiliki ayahmu dan kami akan hidup dengan tenang mulai sekarang. Karena kami tidak perlu lagi melihat mu menderita dan mencemaskan keadaanmu "
Suara kakek Atmaja terdengar lemah dengan senyum yang terlihat di bibirnya, disela air mata yang menetes dari kedua matanya. Tak dapat digambarkan apakah itu air mata bahagia, karena cucu yang disayanginya menemukan kebahagiaan atau kesedihan, karena cucunya sudah dewasa dan sudah bisa mengambil keputusan sendiri.
Entahlah, yang jelas sekarang kakek Atmaja bisa tenang, karena tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan.
" Tidak bisa begitu. Kamu bagian dari keluarga Atmaja dan kamu tidak bisa membiarkan keluarga ini hancur begitu saja "
Arin yang kesal mulai berteriak
" Nyonya, apa anda lupa, kalau Gina juga keturunan dari keluarga Sanjaya dan sekarang dia adalah istriku. Yudha Arya Kusuma, itu artinya dia sudah menjadi bagian dari keluarga Kusuma, bukan lagi Atmaja "
Yudha berkata dengan pembawaannya yang tenang.
Arin terdiam mendengar perkataan Yudha. Dia tidak dapat berkata apa - apa lagi
" Apa yang sedang kalian lakukan disini? "
Semuanya menoleh ke arah pintu, dimana sumber suara itu berasal
" Masih belum cukup kalian menyakiti dan menyiksa anak ku?
Selama ini aku diam saja karena Gina tidak memberi tahuku apapun. Dia tidak ingin kalian mengganggu hidupku lagi . Tapi setelah aku tahu apa saja yang kalian lakukan kepadanya. Aku tidak akan tinggal diam begitu saja. Aku tidak pernah takut dengan posisi kalian. Aku bukan orang yang bisa kalian ancam "
Gadis langsung tersulut emosi ketika melihat Arin berada di ruang rawat Gina. Suaranya yang tinggi memecah ketegangan didalam ruangan.
" Gadis, kami kesini hanya untuk menjenguk Gina saja. Kami ingin tahu bagaimana kondisinya! " Budi bicara dengan lembut kepada Ibu Gina
" Menjenguknya? ingin tahu kondisinya?
Kalian pasti tahu kan siapa yang menyebabkan dia seperti ini?
Bukannya kalian senang Gina terluka? Atau kalian sedih karena tidak terjadi hal buruk padanya? "
Gadis yang kesal meluapkan kekesalannya.
" Kami tahu kalau kami salah. Dan kami tidak berniat untuk mengganggunya sama sekali "
Budi masih bicara dengan tenang. Dia menyesal karena selama ini tidak pernah memperhatikan Gina. Dia selalu menutup mata meskipun dia mendengar apa yang terjadi pada anaknya.
" Aku tahu kenapa kalian datang kemari. Tapi Gina tidak akan membantu kalian dan perusahaan Atmaja akan berganti menjadi anak cabang perusahaan Sanjaya dan Kusuma "
Gadis mulai menguasai emosinya dan bicara dengan lebih tenang.
" Apa? "
Arin yang mendengarnya terkejut dan membelalakkan mata
" Kamu bilang apa barusan? "
Tanya Arin masih tidak percaya
" Benar, perusahaan Atmaja akan saya ambil alih dan jadi perusahaan baru dari kolaborasi perusahaan Sanjaya dan Kusuma. Itu adalah hadiah pernikahan untuknya. dan kakek Dirga juga sudah setuju menjadikan perusahaan itu sebagai perusahaan pertama Sanjaya di negara ini "
Yudha menerangkan dengan begitu tenang dan menoleh kearah Gina
" Sudah kubilang akan memberikan perusahaan itu sebagai hadiah pernikahan kita? apa kamu menyukainya? "
Yudha tersenyum dan menatap Gina dengan lembut. Mereka berdua saling menatap dengan penuh cinta
" Terima kasih, tapi,,, "
Gina ragu - ragu dan menoleh ke arah kakek Atmaja
" Tidak apa. Kakek ikut senang, karena perusahaan itu memang seharusnya menjadi milikmu. Sayang sekali karena keserakahan orang - orang di dalamnya, perusahaan itu tidak dapat dipertahankan. Kakek harap kamu bisa mengembangkan perusahaan baru itu nantinya "
Kakek Atmaja tersenyum lembut kepada Gina
" Terima kasih kakek "
Gina pun membalasnya dengan senyum lembut.
" Akhirnya perusahaan Atmaja kembali ke tangan pewaris yang sebenarnya "
Gumam kakek Atmaja mengakhiri perkataannya dengan senyuman terpancar dari wajahnya
" Sudahlah nek, jangan berpura - pura lagi. Aku tahu nenek kesini karena menginginkan sesuatu dari ku kan?
Dari aku kecil nenek tidak pernah menyukai ku. Bagaimana bisa sekarang nenek tiba - tiba peduli dengan kondisi ku? "Gina mengerutkan keningnya dan berkata dengan dingin dan acuh tak acuh.
" Kek, aku menghormati kakek tapi maaf aku tidak ingin terlibat lagi dengan keluarga kakek. Dari dulu kakek selalu mendoakan ku agar hidup tenang dan bahagia kan? Sekarang aku sudah menemukan kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup ku. Aku tidak ingin kembali melepaskannya "
Gina menatap Kakeknya dengan begitu sedih, Yudha yang berdiri disebelahnya berusaha menenangkan Gina dengan memeluk pundaknya
" Kamu tidak perlu khawatir. Kakek mengerti kamu dan kakek senang jika kamu akhirnya menemukan kebahagiaan mu. Tidak perlu cemas atau khawatir pada kakek. Kakek memiliki ayahmu dan kami akan hidup dengan tenang mulai sekarang. Karena kami tidak perlu lagi melihat mu menderita dan mencemaskan keadaanmu "
Suara kakek Atmaja terdengar lemah dengan senyum yang terlihat di bibirnya, disela air mata yang menetes dari kedua matanya. Tak dapat digambarkan apakah itu air mata bahagia, karena cucu yang disayanginya menemukan kebahagiaan atau kesedihan, karena cucunya sudah dewasa dan sudah bisa mengambil keputusan sendiri.
Entahlah, yang jelas sekarang kakek Atmaja bisa tenang, karena tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan.
" Tidak bisa begitu. Kamu bagian dari keluarga Atmaja dan kamu tidak bisa membiarkan keluarga ini hancur begitu saja "
Arin yang kesal mulai berteriak
" Nyonya, apa anda lupa, kalau Gina juga keturunan dari keluarga Sanjaya dan sekarang dia adalah istriku. Yudha Arya Kusuma, itu artinya dia sudah menjadi bagian dari keluarga Kusuma, bukan lagi Atmaja "
Yudha berkata dengan pembawaannya yang tenang.
Arin terdiam mendengar perkataan Yudha. Dia tidak dapat berkata apa - apa lagi
" Apa yang sedang kalian lakukan disini? "
Semuanya menoleh ke arah pintu, dimana sumber suara itu berasal
" Masih belum cukup kalian menyakiti dan menyiksa anak ku?
Selama ini aku diam saja karena Gina tidak memberi tahuku apapun. Dia tidak ingin kalian mengganggu hidupku lagi . Tapi setelah aku tahu apa saja yang kalian lakukan kepadanya. Aku tidak akan tinggal diam begitu saja. Aku tidak pernah takut dengan posisi kalian. Aku bukan orang yang bisa kalian ancam "
Gadis langsung tersulut emosi ketika melihat Arin berada di ruang rawat Gina. Suaranya yang tinggi memecah ketegangan didalam ruangan.
" Gadis, kami kesini hanya untuk menjenguk Gina saja. Kami ingin tahu bagaimana kondisinya! " Budi bicara dengan lembut kepada Ibu Gina
" Menjenguknya? ingin tahu kondisinya?
Kalian pasti tahu kan siapa yang menyebabkan dia seperti ini?
Bukannya kalian senang Gina terluka? Atau kalian sedih karena tidak terjadi hal buruk padanya? "
Gadis yang kesal meluapkan kekesalannya.
" Kami tahu kalau kami salah. Dan kami tidak berniat untuk mengganggunya sama sekali "
Budi masih bicara dengan tenang. Dia menyesal karena selama ini tidak pernah memperhatikan Gina. Dia selalu menutup mata meskipun dia mendengar apa yang terjadi pada anaknya.
" Aku tahu kenapa kalian datang kemari. Tapi Gina tidak akan membantu kalian dan perusahaan Atmaja akan berganti menjadi anak cabang perusahaan Sanjaya dan Kusuma "
Gadis mulai menguasai emosinya dan bicara dengan lebih tenang.
" Apa? "
Arin yang mendengarnya terkejut dan membelalakkan mata
" Kamu bilang apa barusan? "
Tanya Arin masih tidak percaya
" Benar, perusahaan Atmaja akan saya ambil alih dan jadi perusahaan baru dari kolaborasi perusahaan Sanjaya dan Kusuma. Itu adalah hadiah pernikahan untuknya. dan kakek Dirga juga sudah setuju menjadikan perusahaan itu sebagai perusahaan pertama Sanjaya di negara ini "
Yudha menerangkan dengan begitu tenang dan menoleh kearah Gina
" Sudah kubilang akan memberikan perusahaan itu sebagai hadiah pernikahan kita? apa kamu menyukainya? "
Yudha tersenyum dan menatap Gina dengan lembut. Mereka berdua saling menatap dengan penuh cinta
" Terima kasih, tapi,,, "
Gina ragu - ragu dan menoleh ke arah kakek Atmaja
" Tidak apa. Kakek ikut senang, karena perusahaan itu memang seharusnya menjadi milikmu. Sayang sekali karena keserakahan orang - orang di dalamnya, perusahaan itu tidak dapat dipertahankan. Kakek harap kamu bisa mengembangkan perusahaan baru itu nantinya "
Kakek Atmaja tersenyum lembut kepada Gina
" Terima kasih kakek "
Gina pun membalasnya dengan senyum lembut.
" Akhirnya perusahaan Atmaja kembali ke tangan pewaris yang sebenarnya "
Gumam kakek Atmaja mengakhiri perkataannya dengan senyuman terpancar dari wajahnya
You'll Also Like
-
Fairy tale: Little Red Riding Hood's wolf mentor
Chapter 209 4 hours ago -
Naruto: Uchiha is not the Raikage!
Chapter 139 4 hours ago -
Mount and Blade System: Start from Pioneer Lords
Chapter 319 5 hours ago -
Myth Card Supplier: Nezha the Third Prince
Chapter 551 6 hours ago -
Gensokyo Detective, but surrounded by Shura Field
Chapter 287 6 hours ago -
Refining Oneself Into A Corpse
Chapter 24 6 hours ago -
Mortal Mirror
Chapter 508 6 hours ago -
Online Game: I Am The God Of Wealth, What's Wrong With My Pet Having Hundreds Of Millions Of Po
Chapter 513 1 days ago -
Help! I changed the gender of the male protagonist in the yandere game
Chapter 91 1 days ago -
The Goddess Brings The Baby To The House, Awakening The Daddy System!
Chapter 368 1 days ago