Perceraian Ke-99
Chapter 200 - Tidak Dapat Mengikuti Anak Muda
Ketika Su Qianci terbangun, hari sudah pagi. Secara misterius, dia merasa kesakitan di pipinya. Sambil mengusap wajahnya, Su Qianci kemudian merasakan sakit di lehernya juga. Setelah melihat sekeliling, dia tidak melihat Li Sicheng. Dia melihat ke bawah, gaun merahnya sudah diganti menjadi piama. Yang pasti, Li Sicheng telah membantunya berganti baju. Namun, mengapa wajahnya sakit?
Su Qianci bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi. Pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka. Li Sicheng masih meneteskan air, jelas baru keluar dari kamar mandi. Melihat pandangan Su Qianci yang sudah terlihat sadar, Li Sicheng memicingkan matanya.
Su Qianci menatapnya dan berkedip. "Selamat pagi."
"Sekarang jam 10."
"Sudah sesiang itu?"
"Ya, bersiap-siaplah untuk sarapan."
"Oke."
Kepatuhan Su Qianci mengingatkan Li Sicheng pada kerja paksanya tadi malam.
Tenggorokannya menegang, karena gairah yang terbakar kembali.
Su Qianci tidak menyadari apa-apa, mengusap wajahnya dan berjalan masuk ke kamar mandi. Butuh waktu setengah jam bagi Su Qianci untuk bersiap-siap. Pada saat itu, wajah Su Qianci masih terasa sakit.
Saat sarapan, kakek menggelengkan kepalanya. "Apa yang terjadi dengan wajahmu? Kau terus mengusapnya."
Su Qianci tampak kebingungan. "Aku tidak tahu. Ketika aku bangun dan wajahku terasa sakit …."
Li Sicheng tampak tenang seperti biasanya, memotong sosis di piringnya. Dia menaruh sebuah sosis ke piring Su Qianci dan berkata pelan, "Cobalah ini."
Su Qianci mengangguk.
Kakek melihat hal itu dan tiba-tiba memikirkan sesuatu, lalu terbatuk dengan keras.
Li Sicheng mendongak dan menyerahkan sebuah serbet kepadanya. "Jangan berpikir terlalu jauh. Itu tidak baik untuk kesehatanmu."
Su Qianci tampak bingung, melirik Kapten Li dan kemudian cucunya yang tenang, jelas tidak mengetahui apa yang telah terjadi.
Kapten Li mengambil serbet dan menyeka mulutnya. Tersipu sedikit, dia menghela napas. "Tidak dapat mengikuti anak muda."
Su Qianci kebingungan. "Apa yang terjadi?"
Li Sicheng memiliki sebuah senyum sekejap di matanya saat dia berkata, "Tidak ada. Nikmati sosisnya."
"Oke."
Setelah sarapan, mereka bertiga berangkat ke bandara. Itu adalah hari terakhir dari hari libur nasional. Setelah turun dari pesawat, sudah lewat pukul 8 malam di Kotaraja. Setelah berpisah dengan kakek, Li Sicheng membawa Su Qianci kembali ke rumahnya.
Nanny Rong sudah mengetahui bahwa mereka akan kembali dan memasak makan malam untuk mereka. Ketika mereka selesai makan, dia kemudian pulang ke rumah. Setelah liburan, baik Su Qianci maupun Li Sicheng sangat sibuk. Li Sicheng sibuk bekerja, sementara Su Qianci ….
"Ya, Qianci. Gaunmu sangat cantik. Pasti merek terkenal ya? Kau tidak pernah memakai ini sebelumnya. Aku bahkan tidak tahu merek apa itu."
"Tentu saja. Qianci selalu sederhana dan bersikeras membeli pakaian tanpa logo. Jika Tuan Li tidak muncul di kampus untuk melindunginya, kami tidak akan menduga bahwa dia adalah Nyonya Li."
"Kau seharusnya benar-benar mengurangi kesederhanaanmu, Qianci, sehingga kita bisa menghindari membuat kesalahan semacam itu."
Su Qianci melirik teman-teman perempuan sekelasnya yang biasa mengabaikannya. Apakah mereka mencoba menjilatnya? Dia belum terbiasa dengan hal itu.
Su Qianci bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi. Pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka. Li Sicheng masih meneteskan air, jelas baru keluar dari kamar mandi. Melihat pandangan Su Qianci yang sudah terlihat sadar, Li Sicheng memicingkan matanya.
Su Qianci menatapnya dan berkedip. "Selamat pagi."
"Sekarang jam 10."
"Sudah sesiang itu?"
"Ya, bersiap-siaplah untuk sarapan."
"Oke."
Kepatuhan Su Qianci mengingatkan Li Sicheng pada kerja paksanya tadi malam.
Tenggorokannya menegang, karena gairah yang terbakar kembali.
Su Qianci tidak menyadari apa-apa, mengusap wajahnya dan berjalan masuk ke kamar mandi. Butuh waktu setengah jam bagi Su Qianci untuk bersiap-siap. Pada saat itu, wajah Su Qianci masih terasa sakit.
Saat sarapan, kakek menggelengkan kepalanya. "Apa yang terjadi dengan wajahmu? Kau terus mengusapnya."
Su Qianci tampak kebingungan. "Aku tidak tahu. Ketika aku bangun dan wajahku terasa sakit …."
Li Sicheng tampak tenang seperti biasanya, memotong sosis di piringnya. Dia menaruh sebuah sosis ke piring Su Qianci dan berkata pelan, "Cobalah ini."
Su Qianci mengangguk.
Kakek melihat hal itu dan tiba-tiba memikirkan sesuatu, lalu terbatuk dengan keras.
Li Sicheng mendongak dan menyerahkan sebuah serbet kepadanya. "Jangan berpikir terlalu jauh. Itu tidak baik untuk kesehatanmu."
Su Qianci tampak bingung, melirik Kapten Li dan kemudian cucunya yang tenang, jelas tidak mengetahui apa yang telah terjadi.
Kapten Li mengambil serbet dan menyeka mulutnya. Tersipu sedikit, dia menghela napas. "Tidak dapat mengikuti anak muda."
Su Qianci kebingungan. "Apa yang terjadi?"
Li Sicheng memiliki sebuah senyum sekejap di matanya saat dia berkata, "Tidak ada. Nikmati sosisnya."
"Oke."
Setelah sarapan, mereka bertiga berangkat ke bandara. Itu adalah hari terakhir dari hari libur nasional. Setelah turun dari pesawat, sudah lewat pukul 8 malam di Kotaraja. Setelah berpisah dengan kakek, Li Sicheng membawa Su Qianci kembali ke rumahnya.
Nanny Rong sudah mengetahui bahwa mereka akan kembali dan memasak makan malam untuk mereka. Ketika mereka selesai makan, dia kemudian pulang ke rumah. Setelah liburan, baik Su Qianci maupun Li Sicheng sangat sibuk. Li Sicheng sibuk bekerja, sementara Su Qianci ….
"Ya, Qianci. Gaunmu sangat cantik. Pasti merek terkenal ya? Kau tidak pernah memakai ini sebelumnya. Aku bahkan tidak tahu merek apa itu."
"Tentu saja. Qianci selalu sederhana dan bersikeras membeli pakaian tanpa logo. Jika Tuan Li tidak muncul di kampus untuk melindunginya, kami tidak akan menduga bahwa dia adalah Nyonya Li."
"Kau seharusnya benar-benar mengurangi kesederhanaanmu, Qianci, sehingga kita bisa menghindari membuat kesalahan semacam itu."
Su Qianci melirik teman-teman perempuan sekelasnya yang biasa mengabaikannya. Apakah mereka mencoba menjilatnya? Dia belum terbiasa dengan hal itu.
You'll Also Like
-
Fairy tale: Little Red Riding Hood's wolf mentor
Chapter 209 1 days ago -
Naruto: Uchiha is not the Raikage!
Chapter 139 1 days ago -
Mount and Blade System: Start from Pioneer Lords
Chapter 319 1 days ago -
Myth Card Supplier: Nezha the Third Prince
Chapter 551 1 days ago -
Gensokyo Detective, but surrounded by Shura Field
Chapter 287 1 days ago -
Refining Oneself Into A Corpse
Chapter 24 1 days ago -
Mortal Mirror
Chapter 508 1 days ago -
Online Game: I Am The God Of Wealth, What's Wrong With My Pet Having Hundreds Of Millions Of Po
Chapter 513 2 days ago -
Help! I changed the gender of the male protagonist in the yandere game
Chapter 91 2 days ago -
The Goddess Brings The Baby To The House, Awakening The Daddy System!
Chapter 368 2 days ago