The Demon CEO Finds Lost Love
Chapter 54 - 54
Ludius terus memperhatikan Silvia dari belakang, betapa manis sekali senyumnya hari ini.
'Sayang sekali, kamu belum resmi jadi milikku'. Batinnya.
Silvia membalikkan kursi rodanya kebelakang untuk menghampiri Ludius.
"Tuan Ludius eh.. Yang Mulia Raja, Ayo..! Katanya ingin makan cemilan. Aku rekomendasikan ini Jiaozi *makanan seperti pangsit kecil berkuah* XianBing *hampir seperti risoles tapi isi daging*, Jian Bing *hampir mirip martabak*. Kamu tahu, Jian Bing ini kalau di Indonesia hampir seperti martabak". Silvia berbicara dengan mulut penuh makanan
"Pak, Jian bing nya tolong bungkus 10". Kata Ludius lirih.
Penjual memberikan Jian Bingnya pada Ludius. Ludius yang belum pernah mencoba makanan luar memandang lama makanan itu,
"Ayo di coba, kamu pasti ketagihan kalau sudah menggigitnya" Kata Silvia menyemangati.
Perlahan Ludius menggigit makanan itu, tiba-tiba saja wajahnya bersinar. Dia langsung memakan makanan itu dengan lahap.
"Ehm.. Apakah disini ada yang suka makan sampai tidak menyisakan sedikitpun untukku?" Kata Silvia menyindir.
Find authorized novels in Webnovel,faster updates, better experience,
Ludius yang tahu Silvia sedang menyindirnya terbatuk "uhuk.. uhuk..". Wajahnya lagi-lagi memerah didepan Silvia, hingga membuat Silvia senyum menahan tawa.
"Pffft… hehehe.. Ya Tuhan.. Engkau kemanakan selama ini wajah imut Tuan Ludiusku?. Kenapa Engkau baru menunjukkannya sekarang?" Kata Silvia si depan Ludius.
'Huft. Aku kalah dua kosong darimu Sayang, hari ini hamu sudah dua kali membuatku seperti ini. Hah! Sungguh memalukan, tapi aku suka'. Batin Ludius.
"Sayang.. Apa kamu menyukainya?" Tanya Ludius datar.
"Iya, kamu tahu Ludius, Eh.. Raja. Hari ini aku bisa makan sepuasnya itu benar-benar menyenangkan. Apalagi melihatmu yang sedang makan tadi. Ah.. Lucu sekali..!" Perkataan terakhir Silvia membuat mata jail Ludius bertindak.
"Ratuku, Apakah meledekku membuatmu senang?" Tanya Ludius penuh penekanan.
'Ups.. Gawat, sifat liarnya mulai kambuh. Harus cepat cari alasan untuk kabur!'. Batin Silvia.
"Menurutmu?" Tanya Silvia balik.
Ludius mendekatkan wajahny ke sisi wajah Silvia. "Sayang, Bagaimana aku harus memberimu pelajaran karena telah meledekku tadi?".
"Tuanku.. Apa kamu tidak terlalu dekat? Disini banyak orang lho.."
"Baiklah Ratuku.. Aku akan membawamu peegi kesuatu tempat. Jadi jangan harap bisa kabur dari yah..!" Kata Ludius dengan senyu mengembang.
'Apalagi yang akan dia lakukan, Perasaanku kenapa seperti ini?'.
Silvia dibawa pergi Ludius ke suatu tempat dengan berjalan kaki. Semua orang yang melihat membicarakan mereka. Kebanyakan dari ibu-ibu mengatakan bahwa mereka pasangan yang romantis, sedangkan para wanita single berfikiran bahwa Silvia sedang memanfaatkan kebaikan pria tampan dengan berpura-pura cacat.
"Tuan Lu, apa tidak sebaiknya kita kembali saja?. Aku sudah bosan disini". Kata Silvia, dia menyembunyikan perasaan sedihnyaendengar perkataan orang-orang.
Ludius berjalan kedepan Silvia dan merendahkan tubuhnya agar sejajar. "Sayang.. Jangan dengarkan perkataan mereka. Kamu adalah satu-satunya wanita yang pantas aku nikahi dan aku miliki. Jika mereka masih mengusik hatimu, biarkan kali ini aku bertindak".
"Jangan..!" Silvia langsung mencegah "baik..! Aku akan ikut, tapi jangan beri mereka pelajaran hanya gara-gara berbicara di belakangku" Ludius mengusap kepala Silvia dan mencium keningnya dengan bangga.
Ludius membawa Silvia kembali menyusuri jalan yang mereka lewati, hingga tiba di sebuah taman yang indah dengan ribuan bunga Plum dan berbagai bunga dengan aneka warna.
Silvia tercengang melihat hamparan bunga dan sebuah audiens musik yang mengiringi kedatangan mereka. Alunan musik yang romantis dan mellow membuat Fantasi Silvia melayang.
"Apa kamu suka Sayang?, ini baru pembukaan dari kejutanku". Ungkap Ludius.
"Masih ada lagi?" Silvia tidak percaya
Ludius membawa Silvia berjalan menuju meja makan dengan Nuansa serba putih. Meja bundar dengan sentuhan bunga plum di tengah dan beberapa menu makanan dan minuman ringan.
"Mau aku suapi Ratuku? Rajamu ini siap menerima perintah" katanya dengan gaya dalam sebuah kerajaan.
Silvia tidak henti-hentinya berdecak kagum
'Apa semua ini dia yang menyiapkan, tapi sejak kapan?' Tanya Silvia dalam hati.
Makan siang di sebuah hamparan taman yang sejuk dengan diiringi musik romantis, tidak ada orang yang bisa lakukan selain Ludius.
Ludius menyuapi Silvia dengan perasaan gembira melihat wajah Silvia berbinar terang. Ludius ingin mengungkapkan perasaan cintanya dengan berbagai hal yang Silvia suka. Membuatnya bahagia adalah salah satunya.
Musik diputar.
Lirik..
Walau hari terus berjalan dengan biasa
Tapi aku akan selalu membuat warna dalam hidupmu
Ini bukanlah janji, tapi sebuah ungkapan cinta
Seorang pengembara ulung yang menemukanmu diantara ribuan wanita
Biarkan hari terus terajut dengan indah
Bersama Alunan musik yang indah
Kita berdansa bersama dalam sebuah tempat
Dimana hanya ada kita berdua
Aku disini dengan segala kekuranganku
Datang kepadamu wahai kekasihku
Hanya untuk mengungkapkan bahwa
Aku mencintaimu...
Setelah Silvia selesai makan
Ludius tiba-tiba menundukkan badan dengan wajah menatap Silvia
"Seberapa lama aku menunggu, aku tidak akan bosan untuk mengatakan Aku mencintaimu Sayang".
Silvia mengangkat kedua tangannya dan menyentuh wajah Ludius "Walau aku sadar kalau aku belum pantas untukmu, tapi biarkan aku membalas perasaanmu dengan segala kekuranganku". Balas Silvia dengan senyuman.
'Sayang sekali, kamu belum resmi jadi milikku'. Batinnya.
Silvia membalikkan kursi rodanya kebelakang untuk menghampiri Ludius.
"Tuan Ludius eh.. Yang Mulia Raja, Ayo..! Katanya ingin makan cemilan. Aku rekomendasikan ini Jiaozi *makanan seperti pangsit kecil berkuah* XianBing *hampir seperti risoles tapi isi daging*, Jian Bing *hampir mirip martabak*. Kamu tahu, Jian Bing ini kalau di Indonesia hampir seperti martabak". Silvia berbicara dengan mulut penuh makanan
"Pak, Jian bing nya tolong bungkus 10". Kata Ludius lirih.
Penjual memberikan Jian Bingnya pada Ludius. Ludius yang belum pernah mencoba makanan luar memandang lama makanan itu,
"Ayo di coba, kamu pasti ketagihan kalau sudah menggigitnya" Kata Silvia menyemangati.
Perlahan Ludius menggigit makanan itu, tiba-tiba saja wajahnya bersinar. Dia langsung memakan makanan itu dengan lahap.
"Ehm.. Apakah disini ada yang suka makan sampai tidak menyisakan sedikitpun untukku?" Kata Silvia menyindir.
Find authorized novels in Webnovel,faster updates, better experience,
Ludius yang tahu Silvia sedang menyindirnya terbatuk "uhuk.. uhuk..". Wajahnya lagi-lagi memerah didepan Silvia, hingga membuat Silvia senyum menahan tawa.
"Pffft… hehehe.. Ya Tuhan.. Engkau kemanakan selama ini wajah imut Tuan Ludiusku?. Kenapa Engkau baru menunjukkannya sekarang?" Kata Silvia si depan Ludius.
'Huft. Aku kalah dua kosong darimu Sayang, hari ini hamu sudah dua kali membuatku seperti ini. Hah! Sungguh memalukan, tapi aku suka'. Batin Ludius.
"Sayang.. Apa kamu menyukainya?" Tanya Ludius datar.
"Iya, kamu tahu Ludius, Eh.. Raja. Hari ini aku bisa makan sepuasnya itu benar-benar menyenangkan. Apalagi melihatmu yang sedang makan tadi. Ah.. Lucu sekali..!" Perkataan terakhir Silvia membuat mata jail Ludius bertindak.
"Ratuku, Apakah meledekku membuatmu senang?" Tanya Ludius penuh penekanan.
'Ups.. Gawat, sifat liarnya mulai kambuh. Harus cepat cari alasan untuk kabur!'. Batin Silvia.
"Menurutmu?" Tanya Silvia balik.
Ludius mendekatkan wajahny ke sisi wajah Silvia. "Sayang, Bagaimana aku harus memberimu pelajaran karena telah meledekku tadi?".
"Tuanku.. Apa kamu tidak terlalu dekat? Disini banyak orang lho.."
"Baiklah Ratuku.. Aku akan membawamu peegi kesuatu tempat. Jadi jangan harap bisa kabur dari yah..!" Kata Ludius dengan senyu mengembang.
'Apalagi yang akan dia lakukan, Perasaanku kenapa seperti ini?'.
Silvia dibawa pergi Ludius ke suatu tempat dengan berjalan kaki. Semua orang yang melihat membicarakan mereka. Kebanyakan dari ibu-ibu mengatakan bahwa mereka pasangan yang romantis, sedangkan para wanita single berfikiran bahwa Silvia sedang memanfaatkan kebaikan pria tampan dengan berpura-pura cacat.
"Tuan Lu, apa tidak sebaiknya kita kembali saja?. Aku sudah bosan disini". Kata Silvia, dia menyembunyikan perasaan sedihnyaendengar perkataan orang-orang.
Ludius berjalan kedepan Silvia dan merendahkan tubuhnya agar sejajar. "Sayang.. Jangan dengarkan perkataan mereka. Kamu adalah satu-satunya wanita yang pantas aku nikahi dan aku miliki. Jika mereka masih mengusik hatimu, biarkan kali ini aku bertindak".
"Jangan..!" Silvia langsung mencegah "baik..! Aku akan ikut, tapi jangan beri mereka pelajaran hanya gara-gara berbicara di belakangku" Ludius mengusap kepala Silvia dan mencium keningnya dengan bangga.
Ludius membawa Silvia kembali menyusuri jalan yang mereka lewati, hingga tiba di sebuah taman yang indah dengan ribuan bunga Plum dan berbagai bunga dengan aneka warna.
Silvia tercengang melihat hamparan bunga dan sebuah audiens musik yang mengiringi kedatangan mereka. Alunan musik yang romantis dan mellow membuat Fantasi Silvia melayang.
"Apa kamu suka Sayang?, ini baru pembukaan dari kejutanku". Ungkap Ludius.
"Masih ada lagi?" Silvia tidak percaya
Ludius membawa Silvia berjalan menuju meja makan dengan Nuansa serba putih. Meja bundar dengan sentuhan bunga plum di tengah dan beberapa menu makanan dan minuman ringan.
"Mau aku suapi Ratuku? Rajamu ini siap menerima perintah" katanya dengan gaya dalam sebuah kerajaan.
Silvia tidak henti-hentinya berdecak kagum
'Apa semua ini dia yang menyiapkan, tapi sejak kapan?' Tanya Silvia dalam hati.
Makan siang di sebuah hamparan taman yang sejuk dengan diiringi musik romantis, tidak ada orang yang bisa lakukan selain Ludius.
Ludius menyuapi Silvia dengan perasaan gembira melihat wajah Silvia berbinar terang. Ludius ingin mengungkapkan perasaan cintanya dengan berbagai hal yang Silvia suka. Membuatnya bahagia adalah salah satunya.
Musik diputar.
Lirik..
Walau hari terus berjalan dengan biasa
Tapi aku akan selalu membuat warna dalam hidupmu
Ini bukanlah janji, tapi sebuah ungkapan cinta
Seorang pengembara ulung yang menemukanmu diantara ribuan wanita
Biarkan hari terus terajut dengan indah
Bersama Alunan musik yang indah
Kita berdansa bersama dalam sebuah tempat
Dimana hanya ada kita berdua
Aku disini dengan segala kekuranganku
Datang kepadamu wahai kekasihku
Hanya untuk mengungkapkan bahwa
Aku mencintaimu...
Setelah Silvia selesai makan
Ludius tiba-tiba menundukkan badan dengan wajah menatap Silvia
"Seberapa lama aku menunggu, aku tidak akan bosan untuk mengatakan Aku mencintaimu Sayang".
Silvia mengangkat kedua tangannya dan menyentuh wajah Ludius "Walau aku sadar kalau aku belum pantas untukmu, tapi biarkan aku membalas perasaanmu dengan segala kekuranganku". Balas Silvia dengan senyuman.
You'll Also Like
-
Simulating The Cultivation Of Immortals, I Reached The Nascent Soul Stage In Ten Days!
Chapter 255 12 hours ago -
In Konoha, I collected corpses on the battlefield for ten years
Chapter 349 13 hours ago -
I picked up skill fragments in the demon world
Chapter 596 17 hours ago -
Villain: Don't play cards according to the plot, and the heroine who quits the marriage at the
Chapter 729 18 hours ago -
Harry Potter and the Candy Factory
Chapter 258 20 hours ago -
Stupid Odin
Chapter 245 22 hours ago -
Azeroth Monster Manual
Chapter 229 22 hours ago -
Chat group, people are in Shadow Reality, they just defeated Shadow
Chapter 159 22 hours ago -
Douluo: Not enough blood? Use your brain
Chapter 502 22 hours ago -
Werewolf wizard
Chapter 482 22 hours ago