Di Paksa Menikah

Chapter 127 BAB 126

Para tamu undangan pun mulai naik ke atas pelaminan untuk memberikan selamat pada mempelai berdua. Tidak berapa lama kemudian Reyhan dan Tia datang. Mereka datang sedikit terlambat karena hari Minggu, sehingga jalanan macet di tambah lagi mereka harus menunggu Gibran bangun dari tidurnya.

“Selamat ya Rick atas pernikahanmu. Tadinya aku terkejut saat menerima undanganmu. Aku kira kamu menikah lagi. Hahaha.” Ujar Reyhan sambil menjabat tangan Ricko lalu memeluknya.

Tia yang mendengar candaan Reyhan pun menepuk pundak Reyhan. Reyhan merasa terkejut dan menatap Tia lalu tersenyum. Begitu juga dengan Intan, ia cemberut karena Reyhan mengira Ricko sudah berpisah dengannya dan menikah dengan wanita lain.

“Hahaha. Kamu bisa saja. Aku memang sudah menikah tapi belum mengadakan pestanya.” Balas Ricko pada Reyhan.

“Oh begitu. Ya sudah aku turun dulu sudah antri banyak di belakang.” Ujar Reyhan sambil menunjuk ke belakang lalu memberikan selamat pada Intan begitu juga dengan Tia melakukan hal yang sama.

Setelah itu Vina, Melly, Rita, dan Romi juga memberikan selamat pada Ricko dan Intan. Intan sangat senang ketiga temannya bisa datang di acara pesta pernikahannya.

“Selamat ya Ntan… aku seneng banget datang ke pesta pernikahanmu. Makanannya enak – enak banget.” Ujar Vina pada Intan tanpa malu – malu. Intan tersenyum gemas dengan Vina. Tidak berapa lama Romi menjitak kepala Vina.

“Jangan bikin malu.” Ujar Romi di telinga Vina. Vina pun cemberut lalu turun dari pelaminan bersama Rita dan Melly.

“Selamat ya Rick, akhirnya pernikahanmu tidak jadi rahasia umum lagi.” Ujar Romi pada Ricko sambil menjabat tangannya.

“Terima kasih atas bantuannya selama ini.” Balas Ricko dengan tersenyum.

Setelah beberapa tamu turun, kini giliran Adit yang naik ke pelaminan. Saat ia berada di hadapan Ricko tatapan mereka bertemu. Ricko memicingkan matanya pada Adit.

“Selamat atas pernikahannya Pak.” Ucap Adit pada Ricko sambil menjabat tangan Ricko.

“Terima kasih.” Balas Ricko jutek.

Saat Adit akan menjabat tangan Intan, Ricko menepisnya. Adit dan Intan menatap Ricko dengan heran dan tidak percaya Ricko akan bersikap berlebihan seperti itu. Adit pun mengalah dan akhirnya tidak menjabat tangan Intan.

“Maaf ya Dit…” Ucap Intan menyesal dengan sikap Ricko yang kasar pada Adit sebelum Adit pergi.

“Hmmmm.” Balas Adit dengan menunduk lalu pergi. Setelah itu Adit pergi meninggalkan acara pesta karena merasa kedatangannya tidak diharapkan.

Setelah kepergian Adit, datanglah Rossa dengan seorang laki – laki yang telah menjaminnya sehingga ia bisa keluar dari penjara. Rossa masuk ke dalam aula dengan senyum sinisnya. Dulu ia sangat berharap bisa duduk di atas pelaminan bersama Ricko seperti sekarang ini, tapi sayangnya itu tidak akan pernah terjadi semenjak Ricko menikah dengan Intan. Rossa tahu Ricko tipe laki – laki setia. Ia menyesal karena sudah berselingkuh dari Ricko.

Saat Rossa naik ke atas pelaminan, ia melihat pakaian yang dipakai Intan, ia pun tersenyum menahan tawa. Baru kali ini ia melihat pengantin wanita memakai setelan jas seperti pengantin pria.

“Rick, apa kamu tidak bisa membelikan gaun pengantin istrimu? Sampai – sampai harus memakai jas seperti ini.” Ujar Rossa di depan Ricko sambil menatap sinis pada Intan yang cemberut karena sindirannya.

“Jika kamu datang ke sini hanya untuk membuat masalah, lebih baik kamu pergi saja.” Ujar Ricko pada Rossa dengan tegas. Rossa pun tersenyum getir.

“Oh jadi begini sekarang? Setelah kamu bosan dan tidak membutuhkanku, kamu akan membuang dan mencampakkanku. Apa kamu juga akan membuang dan mencampakkan istrimu ini jika kamu sudah bosan Rick?” Balas Rossa.

Mata Intan sudah berkaca – kaca mendengar hinaan demi hinaan dari mulut Rossa. Ricko menekan tombol pada jam tangannya untuk memanggil keamanan, setelah itu menggenggam tangan Intan untuk menenangkannya. Tidak berapa lama 2 orang security datang.

“Bawa orang ini pergi dari hadapanku!” Perintah Ricko pada kedua security itu.

“Baik Pak.” Balas kedua security itu pada Ricko.

Kedua security itu pun mencekal kedua lengan Rossa dan hendak menyeretnya keluar aula, tapi di cegah laki – laki yang menemani Rossa.

“Lepaskan! Kami bisa pergi sendiri.” Ujar laki – laki itu.

Kedua security itu memandang ke arah Ricko, Ricko membalasnya dengan menganggukkan kepalanya. Setelah itu kedua security itu pun melepaskan lengan Rossa. Rossa mengibaskan tangannya lalu keluar aula dengan laki – laki yang menemaninya.

jangan lupa vote dan like nya ya kakak. Terima kasih ????

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like