Di Paksa Menikah
Chapter 138 BAB 136
Sesampainya Romi di rumah Ricko, ia segera memencet bel pintu rumah Ricko, tapi beda lagi dengan Sita, ia segera menekan password pada pintu rumah Ricko. Setelah pintu terbuka, Sita segera masuk ke dalam rumah Ricko diikuti Romi. Sita masuk hingga ke dalam rumah dan melihat Intan sedang asyik membuat kue bersama Susi di dapur.
“Kak Intan!” panggil Sita sambil berjalan mendekati dapur.
Intan pun menoleh saat mendengar Sita memanggil namanya. Ia merasa terkejut karena tiba – tiba Sita sudah berada d dalam rumahnya.
“Ada apa, kenapa kamu bisa masuk ke dalam rumah?” tanya Intan sambil menghampiri Sita.
“Tadi Kak Ricko menelepon dan mengkhawatirkan Kak Intan karena Kak Ricko sudah berkali - kali menelepon tapi enggak direspon Kak Intan,” jawab Sita setelah duduk di meja makan.
“Oh iya, ponselku di kamar atas, sejak sarapan tadi pagi aku belum melihat ponselku,” balas Intan lalu memasukkan kue ke dalam mulutnya.
Sita yang melihat Intan makan kue, ia pun mengambil kue yang sudah matang di atas meja lalu ikut menyantapnya juga. Romi yang sedari tadi berdiri tidak ada yang mnghiraukan segera berdehem sambil melipat tangan di dadanya.
“Eh ada Mas Romi juga,” ujar Intan saat melihat ke arah Romi yan tengah berdiri. Romi pun berjalan mendekat dan ikut duduk di meja makan juga.
“Silakan dicicipi Mas kuenya,” ujar Intan sambil menyodorkan kue pada Romi. Romi pun mengambil kue itu lalu memasukkan kue ke dalam mulutnya.
Tidak berapa lama ponsel Romi berdering dan tampaklah nama Ricko pada layar ponselnya, Romi pun terkejut lalu tersedak. Ia lupa tujuan utama ia ke rumah Ricko adalah melihat keadaan Intan untuk dilaporkan pada Ricko bukan mencicipi kue buatan Intan. Intan segera menuangkan air putih pada gelas lalu memberikannya pada Romi. Setelah meminum airnya, Romi menerima panggilan dari Ricko.
“Halo,” sapa Romi sambil mengelap bibirnya dengan jarinya.
“Bagaimana Intan?” tanya Ricko.
“Dia baik – baik saja,” jawab Romi.
“Berikan ponselmu padanya,” perintah Ricko.
Romi pun memberikan ponselnya pada Intan. Intan segera menerimanya dengan antusias karena dari kemarin ia juga mengkhawatirkan keadaan Ricko.
“Halo Mas,” ucap Intan menyapa Ricko.
“Kenapa tidak menerima panggilan teleponku?” tanya Ricko dengan tidak sabar.
“Ponselku di kamar Mas, aku sedang membuat kue bersama Mbak Susi di dapur,“ jawab Intan menjelaskan situasinya.
“Ya sudah kalau kamu baik – baik saja,” balas Ricko merasa lega.
“Kapan Mas Ricko pulang?” tanya Intan dengan manja.
“Besok aku akan pulang sayang,” balas Ricko sambil tersenyum.
“Aku kangen,” ucap Intan sambil tersenyum. Ia lupa kalau ponsel yang ia pakai adalah ponsel milik Romi.
“Ehm - ehm,” dehem Romi merusak suasanya kemesraan Intan dan Ricko.
Intan pun tersadar lalu tersenyum malu.
“Mas, nanti kamu telepon ke ponselku saja ya, yang punya ponsel sepertinya iri. Hahaha,” ujar Intan mengakhiri percakapannya dengan Ricko. Ricko pun menyetujuinya.
Setelah menerima ponsel dari Intan, Romi segera memasukkan ponselnya ke dalam sakunya lalu berdiri hendak kembali ke perusahaan.
“Sita, kamu tetap di sini apa ikut kembali ke perusahaan?” tanya Romi pada Sita.
“Ikut ke perusahaan Kak, tapi aku mau membawa kue ini juga,” jawab Sita sambil tersenyum malu.
Intan pun membungkus sebagian kuenya dan memberikannya pada Sita.
“Kak Intan!” panggil Sita sambil berjalan mendekati dapur.
Intan pun menoleh saat mendengar Sita memanggil namanya. Ia merasa terkejut karena tiba – tiba Sita sudah berada d dalam rumahnya.
“Ada apa, kenapa kamu bisa masuk ke dalam rumah?” tanya Intan sambil menghampiri Sita.
“Tadi Kak Ricko menelepon dan mengkhawatirkan Kak Intan karena Kak Ricko sudah berkali - kali menelepon tapi enggak direspon Kak Intan,” jawab Sita setelah duduk di meja makan.
“Oh iya, ponselku di kamar atas, sejak sarapan tadi pagi aku belum melihat ponselku,” balas Intan lalu memasukkan kue ke dalam mulutnya.
Sita yang melihat Intan makan kue, ia pun mengambil kue yang sudah matang di atas meja lalu ikut menyantapnya juga. Romi yang sedari tadi berdiri tidak ada yang mnghiraukan segera berdehem sambil melipat tangan di dadanya.
“Eh ada Mas Romi juga,” ujar Intan saat melihat ke arah Romi yan tengah berdiri. Romi pun berjalan mendekat dan ikut duduk di meja makan juga.
“Silakan dicicipi Mas kuenya,” ujar Intan sambil menyodorkan kue pada Romi. Romi pun mengambil kue itu lalu memasukkan kue ke dalam mulutnya.
Tidak berapa lama ponsel Romi berdering dan tampaklah nama Ricko pada layar ponselnya, Romi pun terkejut lalu tersedak. Ia lupa tujuan utama ia ke rumah Ricko adalah melihat keadaan Intan untuk dilaporkan pada Ricko bukan mencicipi kue buatan Intan. Intan segera menuangkan air putih pada gelas lalu memberikannya pada Romi. Setelah meminum airnya, Romi menerima panggilan dari Ricko.
“Halo,” sapa Romi sambil mengelap bibirnya dengan jarinya.
“Bagaimana Intan?” tanya Ricko.
“Dia baik – baik saja,” jawab Romi.
“Berikan ponselmu padanya,” perintah Ricko.
Romi pun memberikan ponselnya pada Intan. Intan segera menerimanya dengan antusias karena dari kemarin ia juga mengkhawatirkan keadaan Ricko.
“Halo Mas,” ucap Intan menyapa Ricko.
“Kenapa tidak menerima panggilan teleponku?” tanya Ricko dengan tidak sabar.
“Ponselku di kamar Mas, aku sedang membuat kue bersama Mbak Susi di dapur,“ jawab Intan menjelaskan situasinya.
“Ya sudah kalau kamu baik – baik saja,” balas Ricko merasa lega.
“Kapan Mas Ricko pulang?” tanya Intan dengan manja.
“Besok aku akan pulang sayang,” balas Ricko sambil tersenyum.
“Aku kangen,” ucap Intan sambil tersenyum. Ia lupa kalau ponsel yang ia pakai adalah ponsel milik Romi.
“Ehm - ehm,” dehem Romi merusak suasanya kemesraan Intan dan Ricko.
Intan pun tersadar lalu tersenyum malu.
“Mas, nanti kamu telepon ke ponselku saja ya, yang punya ponsel sepertinya iri. Hahaha,” ujar Intan mengakhiri percakapannya dengan Ricko. Ricko pun menyetujuinya.
Setelah menerima ponsel dari Intan, Romi segera memasukkan ponselnya ke dalam sakunya lalu berdiri hendak kembali ke perusahaan.
“Sita, kamu tetap di sini apa ikut kembali ke perusahaan?” tanya Romi pada Sita.
“Ikut ke perusahaan Kak, tapi aku mau membawa kue ini juga,” jawab Sita sambil tersenyum malu.
Intan pun membungkus sebagian kuenya dan memberikannya pada Sita.
You'll Also Like
-
Weird Star Witch
Chapter 826 9 hours ago -
Villains of All Worlds: Starting with the Beautiful Vampire Bride
Chapter 135 11 hours ago -
Infinite entries? I become the Zerg Scourge!
Chapter 81 11 hours ago -
End of the World: The materials consumed by women are returned ten thousand times
Chapter 160 11 hours ago -
I'm in Marvel
Chapter 139 11 hours ago -
Family Rise: Start with Daily Intelligence
Chapter 260 13 hours ago -
Dantian has a little field
Chapter 333 13 hours ago -
Evil Path to Longevity, Start with Moving Blood and Bones
Chapter 572 13 hours ago -
My perfect apocalyptic life
Chapter 325 13 hours ago -
Destiny Villain: I can check the script of my life!
Chapter 662 13 hours ago