Di Paksa Menikah
Chapter 140 BAB 138
Malam hari Dina keluar dari dalam kamar mandi menggunakan handuk kimono di tubuhnya dan handuk kecil melilit di kepalanya. Ia duduk di tepi tempat tidur lalu mengambil ponselnya yang ada di atas tempat tidur. Ia memandangi layar ponsel di tangannya dan tersenyum. Setelah itu ia membuka kontak dan mencari nama Ricko lalu mengirim sebuah pesan.
Dina : Hai, aku Dina. Kamu sedang apa?
Dina tersenyum sendiri sambil memeluk ponsel di dadanya. Ia membaringkan tubuhnya ke tempat tidur dan berharap Ricko akan segera membalas pesannya. Ia memandangi layar ponselnya beberapa kali untuk melihat apakah Ricko sudah membalas pesannya.
Sementara itu di rumah Pak Bambang, Ricko dan Intan sedang tidur berpelukan di bawah selimut setelah bercinta tadi sore. Tiba – tiba ponsel Ricko berbunyi menandakan ada pesan masuk. Ricko yang mendengar ponselnya berbunyi segera membuka matanya dan mengambil ponsel di atas nakas dengan satu tangan tanpa melepas pelukannya dari tubuh Intan dengan pelan – pelan supaya Intan tidak terbangun. Ricko membuka pesan itu dan tampaklah nama Sita.
Sita : Kak, sudah waktunya makan malam, apa Kakak enggak mau keluar kamar?
Setelah membaca pesan itu, Ricko menaruh ponselnya kembali lalu memandangi wajah Intan yang sedang tertidur lelap. Ia tidak tega untuk membangunkan Intan, tidurnya terlihat sangat nyenyak sekali. Ricko pun membiarkan Intan tidur hingga tidak lama kemudian Intan membuka matanya.
“Jam berapa sekarang Mas?” tanya Intan sambil mengusap matanya.
“Delapan malam,” jawab Ricko sambil tersenyum.
“Aku lapar Mas,” ujar Intan tiba – tiba.
“Ayo mandi dulu, setelah itu kita turun untuk makan,” balas Ricko sambil membuka selimut dan mengangkat tubuh Intan lalu menggendongnya ke dalam kamar mandi. Intan yang tiba – tiba digendong tentu saja terkejut.
“Mas, aku bisa jalan sendiri!” seru Intan sambil mencak – mencak digendongan Ricko, tapi Ricko tidak melepaskannya hingga sampai di bathup lalu menurunkan Intan di sana. Setelah itu mereka mandi bersama.
Sementara itu Lia sekretaris Ricko baru saja bangun dari tidurnya. Ia merasa sangat lelah hari ini, sehingga ketika ia pulang dari bekerja ia pun tertidur. Saat ia membuka matanya ia melihat jam di ponselnya lalu melihat ada tanda pesan masuk. Ia membuka pesan dari nomor asing itu.
+62 856 xxx xxx : Hai, aku Dina. Kamu sedang apa?
“Dina? Apa dia Dina temanku waktu SMA dulu?” gumam Lia sambil mengingat – ingat temannya yang bernama Dina.
Lia : Aku baru bangun tidur.
Setelah membalas pesan dari Dina, Lia menaruh ponselnya pada meja riasnya lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang belum mandi sejak tadi sore.
Sementara itu, Dina yang mendengar ponselnya berdering tentu saja segera membuka pesan yang baru saja masuk ke ponselnya. Ia membaca balasan pesan dari Lia yang ia anggap itu balasan dari Ricko. Ia merasa sangat senang karena pesannya mendapat balasan, tapi ia kecewa karena pesan itu tidak bertanya balik padanya. Dina pun cemberut lalu meletakkan ponselnya kembali.
Sejujurnya Ricko tidak pernah memberikan nomor ponselnya pada orang lain. Di ponselnya hanya menyimpan nomor keluarganya, Romi, Lia, dan beberapa orang terdekat saja. Selain itu, ia akan menyerahkannya pada Lia sekretarisnya. Ricko juga tidak memberikan nomor ponsel pribadinya pada Dina, tapi yang ia berikan nomor ponsel Lia.
Jangan lupa like, dan vote poinnya ya kakak biar authornya juga makin bersemangat. Terima kasih :)
Dina : Hai, aku Dina. Kamu sedang apa?
Dina tersenyum sendiri sambil memeluk ponsel di dadanya. Ia membaringkan tubuhnya ke tempat tidur dan berharap Ricko akan segera membalas pesannya. Ia memandangi layar ponselnya beberapa kali untuk melihat apakah Ricko sudah membalas pesannya.
Sementara itu di rumah Pak Bambang, Ricko dan Intan sedang tidur berpelukan di bawah selimut setelah bercinta tadi sore. Tiba – tiba ponsel Ricko berbunyi menandakan ada pesan masuk. Ricko yang mendengar ponselnya berbunyi segera membuka matanya dan mengambil ponsel di atas nakas dengan satu tangan tanpa melepas pelukannya dari tubuh Intan dengan pelan – pelan supaya Intan tidak terbangun. Ricko membuka pesan itu dan tampaklah nama Sita.
Sita : Kak, sudah waktunya makan malam, apa Kakak enggak mau keluar kamar?
Setelah membaca pesan itu, Ricko menaruh ponselnya kembali lalu memandangi wajah Intan yang sedang tertidur lelap. Ia tidak tega untuk membangunkan Intan, tidurnya terlihat sangat nyenyak sekali. Ricko pun membiarkan Intan tidur hingga tidak lama kemudian Intan membuka matanya.
“Jam berapa sekarang Mas?” tanya Intan sambil mengusap matanya.
“Delapan malam,” jawab Ricko sambil tersenyum.
“Aku lapar Mas,” ujar Intan tiba – tiba.
“Ayo mandi dulu, setelah itu kita turun untuk makan,” balas Ricko sambil membuka selimut dan mengangkat tubuh Intan lalu menggendongnya ke dalam kamar mandi. Intan yang tiba – tiba digendong tentu saja terkejut.
“Mas, aku bisa jalan sendiri!” seru Intan sambil mencak – mencak digendongan Ricko, tapi Ricko tidak melepaskannya hingga sampai di bathup lalu menurunkan Intan di sana. Setelah itu mereka mandi bersama.
Sementara itu Lia sekretaris Ricko baru saja bangun dari tidurnya. Ia merasa sangat lelah hari ini, sehingga ketika ia pulang dari bekerja ia pun tertidur. Saat ia membuka matanya ia melihat jam di ponselnya lalu melihat ada tanda pesan masuk. Ia membuka pesan dari nomor asing itu.
+62 856 xxx xxx : Hai, aku Dina. Kamu sedang apa?
“Dina? Apa dia Dina temanku waktu SMA dulu?” gumam Lia sambil mengingat – ingat temannya yang bernama Dina.
Lia : Aku baru bangun tidur.
Setelah membalas pesan dari Dina, Lia menaruh ponselnya pada meja riasnya lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang belum mandi sejak tadi sore.
Sementara itu, Dina yang mendengar ponselnya berdering tentu saja segera membuka pesan yang baru saja masuk ke ponselnya. Ia membaca balasan pesan dari Lia yang ia anggap itu balasan dari Ricko. Ia merasa sangat senang karena pesannya mendapat balasan, tapi ia kecewa karena pesan itu tidak bertanya balik padanya. Dina pun cemberut lalu meletakkan ponselnya kembali.
Sejujurnya Ricko tidak pernah memberikan nomor ponselnya pada orang lain. Di ponselnya hanya menyimpan nomor keluarganya, Romi, Lia, dan beberapa orang terdekat saja. Selain itu, ia akan menyerahkannya pada Lia sekretarisnya. Ricko juga tidak memberikan nomor ponsel pribadinya pada Dina, tapi yang ia berikan nomor ponsel Lia.
Jangan lupa like, dan vote poinnya ya kakak biar authornya juga makin bersemangat. Terima kasih :)
You'll Also Like
-
Foundation: Starting from American comics! Exposure and advent
Chapter 218 19 hours ago -
Let’s start with a list of Doraemon’s top ten tear-jerking moments!
Chapter 205 19 hours ago -
All people: I! Destiny Walker, blessed by the Ten Star Gods
Chapter 116 19 hours ago -
President Su Xiong’s son, Million Red Alert opens S3
Chapter 59 19 hours ago -
Bengtie: Encountering Huangquan, I can get the entry
Chapter 70 19 hours ago -
Super God: Mysterious Resurrection, My Ghost Controlling Skills Are Exposed!
Chapter 123 19 hours ago -
Zongman: The villain of the Snow House
Chapter 65 19 hours ago -
Anime chat group: Two-dimensional heroines fight for me
Chapter 94 19 hours ago -
Zongman: My biological mother, Yakumo Yukari, joins the chat group
Chapter 80 1 days ago -
Fairy: Anomaly Invasion, I Expose the Foundation
Chapter 174 1 days ago