Di Paksa Menikah
Chapter 141 BAB 139
Setelah mandi bersama, Ricko dan Intan menikmati makan malam hanya bedua saja karena Pak Bambang, Bu Sofi, dan Sita sudah makan malam terlebih dahulu saat mereka mandi tadi.
Seperti biasa Intan mengambilkan makanan untuk Ricko lalu menaruh piring itu di atas meja depan Ricko. Ricko mengambil sendok lalu menyendok makanan di atas piring dan menyodorkannya ke depan mulut Intan.
Intan yang sedang mengambil makanan, tiba – tiba disodori makanan di depan mulutnya jadi merasa heran. Ia melihat ke arah Ricko dengan tatapan seolah – olah bertanya.
“Buka mulutmu!” perintah Ricko. Intan pun memanyunkan bibirnya lalu membuka mulutnya lebar - lebar dengan terpaksa, ia merasa kesal dengan Ricko yang selalu memaksa. Setelah Intan membuka mulutnya, Ricko memasukkan makanan ke dalam mulut Intan. Intan pun mengunyah makanannya dengan dengan cemberut.
Pak Bambang, Bu Sofi, dan Sita menyaksikan kemesraan mereka dari ruang keluarga sambil menonton televisi. Ricko tahu itu, tapi ia tidak menghiraukannya. Sudah dua hari ia tidak bertemu Intan, hari ini ia ingin memanjakan istri kecilnya itu. Setelah menyuapi Intan, Ricko memasukkan makanan ke dalam mulutnya sendiri dengan sendok yang sama.
Setelah makan malam, Ricko dan Intan pamit untuk pulang pada Pak Bambang dan Bu Sofi.
Keesokan paginya Dina mengirim pesan lagi pada Lia yang ia anggap Ricko.
Dina : Selamat pagi.
Lia yang sedang bersiap – siap untuk berangkat kerja segera membuka tasnya saat mendengar ponselnya berdering. Ia membuka pesan yang masuk pada ponselnya dan membalasnya.
Lia : Pagi juga.
Dina senang sekali pesannya mendapat balasan dengan cepat. Ia pun membalas pesan itu lagi.
Dina : Sedang apa?
Lia : bersiap – siap berangkat bekerja.
Dina : Semangat ya kerjanya. ????
Lia mengeryitkan dahinya saat membaca pesan terakhir dari Dina.
“Perhatian banget dia, ada apa nih?” gumam Lia lalu memasukkan ponsel ke dalam tasnya dan berangkat kerja.
Sementara itu Dina senang bukan main. Ia berpikir Ricko selain tampan, ia juga seorang lelaki pekerja keras.
Rumah Ricko
Intan sedang membantu Ricko bersiap – siap untuk berangkat bekerja. Intan memasang jas dan dasi di leher Ricko sambil mendongak karena tubuh Ricko lebih tinggi dari tubuh Intan.
Ricko pun menunduk dan mendekatkan wajahnya pada Intan lalu mengecup bibirnya. Intan terkejut lalu menatap mata Ricko dan tersenyum malu. Setelah selesai membantu Ricko bersiap – siap, kini Intan dan Ricko turun ke bawah untuk sarapan bersama.
Di dapur Bi Ani dan Susi sedang menyiapkan sarapan bersama. Saat Ricko dan Intan sudah duduk di meja makan, Bi Ani menghampiri Ricko.
“Pak, maaf beberapa hari ini saya tidak masuk bekerja karena anak saya sedang sakit,” ujar Bi Ani meminta maaf.
“Iya tidak apa – apa,” jawab Ricko dengan santai.
Setelah itu Bi Ani kembali ke dapur untuk menghidangkan makanan ke atas meja makan dibantu Susi. Tiba – tiba Ricko teringat sesuatu. Ia belum memeriksakan kandungan Intan bulan ini. Padahal moment ini sudah sangat ia nanti – nantikan untuk mengetahui perkembangan anak yang ada di dalam kandungan Intan.
“Ayo kita ke rumah sakit,” ujar Ricko tiba – tiba.
“Kenapa, Mas Ricko sakit?” tanya Intan heran karena Ricko tiba – tiba mengajaknya ke rumah sakit.
“Memeriksakan kandunganmu,” jawab Ricko lalu menyeruput minumannya.
“Ooooh periksa kandungan,” balas Intan sambil memegangi perutnya.
“Iya, aku ingin memeriksakannya setiap bulan,” ujar Ricko sambil tersenyum dan ikut membelai perut Intan dengan lembut.
“Okey Mas,” ucap Intan setuju.
Setelah itu mereka memulai sarapannya. Setelah sarapan Ricko melajukan mobilnya membawa Intan ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungannya.
Jangan lupa LIKE dan VOTE poinnya ya kakak - kakak yang suka komen "lanjut". ????
Seperti biasa Intan mengambilkan makanan untuk Ricko lalu menaruh piring itu di atas meja depan Ricko. Ricko mengambil sendok lalu menyendok makanan di atas piring dan menyodorkannya ke depan mulut Intan.
Intan yang sedang mengambil makanan, tiba – tiba disodori makanan di depan mulutnya jadi merasa heran. Ia melihat ke arah Ricko dengan tatapan seolah – olah bertanya.
“Buka mulutmu!” perintah Ricko. Intan pun memanyunkan bibirnya lalu membuka mulutnya lebar - lebar dengan terpaksa, ia merasa kesal dengan Ricko yang selalu memaksa. Setelah Intan membuka mulutnya, Ricko memasukkan makanan ke dalam mulut Intan. Intan pun mengunyah makanannya dengan dengan cemberut.
Pak Bambang, Bu Sofi, dan Sita menyaksikan kemesraan mereka dari ruang keluarga sambil menonton televisi. Ricko tahu itu, tapi ia tidak menghiraukannya. Sudah dua hari ia tidak bertemu Intan, hari ini ia ingin memanjakan istri kecilnya itu. Setelah menyuapi Intan, Ricko memasukkan makanan ke dalam mulutnya sendiri dengan sendok yang sama.
Setelah makan malam, Ricko dan Intan pamit untuk pulang pada Pak Bambang dan Bu Sofi.
Keesokan paginya Dina mengirim pesan lagi pada Lia yang ia anggap Ricko.
Dina : Selamat pagi.
Lia yang sedang bersiap – siap untuk berangkat kerja segera membuka tasnya saat mendengar ponselnya berdering. Ia membuka pesan yang masuk pada ponselnya dan membalasnya.
Lia : Pagi juga.
Dina senang sekali pesannya mendapat balasan dengan cepat. Ia pun membalas pesan itu lagi.
Dina : Sedang apa?
Lia : bersiap – siap berangkat bekerja.
Dina : Semangat ya kerjanya. ????
Lia mengeryitkan dahinya saat membaca pesan terakhir dari Dina.
“Perhatian banget dia, ada apa nih?” gumam Lia lalu memasukkan ponsel ke dalam tasnya dan berangkat kerja.
Sementara itu Dina senang bukan main. Ia berpikir Ricko selain tampan, ia juga seorang lelaki pekerja keras.
Rumah Ricko
Intan sedang membantu Ricko bersiap – siap untuk berangkat bekerja. Intan memasang jas dan dasi di leher Ricko sambil mendongak karena tubuh Ricko lebih tinggi dari tubuh Intan.
Ricko pun menunduk dan mendekatkan wajahnya pada Intan lalu mengecup bibirnya. Intan terkejut lalu menatap mata Ricko dan tersenyum malu. Setelah selesai membantu Ricko bersiap – siap, kini Intan dan Ricko turun ke bawah untuk sarapan bersama.
Di dapur Bi Ani dan Susi sedang menyiapkan sarapan bersama. Saat Ricko dan Intan sudah duduk di meja makan, Bi Ani menghampiri Ricko.
“Pak, maaf beberapa hari ini saya tidak masuk bekerja karena anak saya sedang sakit,” ujar Bi Ani meminta maaf.
“Iya tidak apa – apa,” jawab Ricko dengan santai.
Setelah itu Bi Ani kembali ke dapur untuk menghidangkan makanan ke atas meja makan dibantu Susi. Tiba – tiba Ricko teringat sesuatu. Ia belum memeriksakan kandungan Intan bulan ini. Padahal moment ini sudah sangat ia nanti – nantikan untuk mengetahui perkembangan anak yang ada di dalam kandungan Intan.
“Ayo kita ke rumah sakit,” ujar Ricko tiba – tiba.
“Kenapa, Mas Ricko sakit?” tanya Intan heran karena Ricko tiba – tiba mengajaknya ke rumah sakit.
“Memeriksakan kandunganmu,” jawab Ricko lalu menyeruput minumannya.
“Ooooh periksa kandungan,” balas Intan sambil memegangi perutnya.
“Iya, aku ingin memeriksakannya setiap bulan,” ujar Ricko sambil tersenyum dan ikut membelai perut Intan dengan lembut.
“Okey Mas,” ucap Intan setuju.
Setelah itu mereka memulai sarapannya. Setelah sarapan Ricko melajukan mobilnya membawa Intan ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungannya.
Jangan lupa LIKE dan VOTE poinnya ya kakak - kakak yang suka komen "lanjut". ????
You'll Also Like
-
Weird Star Witch
Chapter 826 9 hours ago -
Villains of All Worlds: Starting with the Beautiful Vampire Bride
Chapter 135 11 hours ago -
Infinite entries? I become the Zerg Scourge!
Chapter 81 12 hours ago -
End of the World: The materials consumed by women are returned ten thousand times
Chapter 160 12 hours ago -
I'm in Marvel
Chapter 139 12 hours ago -
Family Rise: Start with Daily Intelligence
Chapter 260 13 hours ago -
Dantian has a little field
Chapter 333 13 hours ago -
Evil Path to Longevity, Start with Moving Blood and Bones
Chapter 572 13 hours ago -
My perfect apocalyptic life
Chapter 325 13 hours ago -
Destiny Villain: I can check the script of my life!
Chapter 662 13 hours ago