Di Paksa Menikah
Chapter 142 BAB 140
Sesampainya di area parkir, Intan dan Ricko turun dari mobil lalu berjalan ke rumah sakit sambil bergandengan tangan. Intan merasa gugup setiap menginjakkan kakinya ke rumah sakit, apalagi yang akan diperiksa adalah dia sendiri. Ricko menenangkannya dengan menggenggam tangan Intan erat – erat. Intan memandang ke arah Ricko, Ricko pun memandang Intan dengan tersenyum.
“Tanganmu dingin sekali, kenapa?” tanya Ricko saat merasakan dingin pada telapak tangan Intan.
“Mmm … aku deg – degan, Mas,” jawab Intan dengan gugup.
“Tidak usah takut, ada aku di sini,” balas Ricko sambil tersenyum dan menepuk punggung tangan Intan yang ia genggam. Intan pun ikut tersenyum dan mengangguk.
Setelah mendaftar dan antri, akhirnya kini giliran Intan untuk diperiksa. Intan naik ke atas tempat tidur lalu seorang perawat menaikkan kaos Intan hingga ke dada. Setelah itu perawat itu menuangkan gel di atas perut Intan, lalu Dokter Kandungan memeriksa kandungan Intan dengan alat USG.
Ricko mendampingi Intan di samping tempat tidur sambil memegangi tangan Intan yang terasa dingin sejak tadi. Ia ikut menyaksikan tampilan gambar yang tertera pada layar komputer meskipun tidak mengerti gambar apa itu, yang ia lihat hanyalah gumpalan kacang kecil.
Setelah memeriksa Intan dengan alat USG, Dokter Kandungan menjelaskan perihal tentang kandungan Intan. Dokter mengatakan bahwa Intan sedang mengandung bayi kembar, tapi itu masih belum terlalu jelas karena usia kandungan Intan masih delapan minggu. Ricko merasa sangat senang mendengarnya.
Selama perjalanan pulang Ricko tersenyum tiada henti. Ia memegangi tangan kanan Intan dan berkali – kali mencium punggung tangan Intan. Ia sangat berterima kasih karena Intan memberikan dua anak sekaligus padanya. Sedangkan Intan masih berpikir bagaimana bisa ia mengandung bayi kembar, sedangkan ia tidak memiliki saudara kembar, begitu juga dengan Ricko.
“Mas,” panggil Intan tiba – tiba.
“Iya,” sahut Ricko sambil tetap fokus mengemudi.
“Apa kamu punya saudara kembar?” tanya Intan ingin tahu.
“Iya, tapi dia sudah meninggal. Namanya Ricky,” jawab Ricko dengan santainya.
“Meninggal kenapa?” tanya Intan lagi semakin ingin tahu.
“Kecelakaan,” balas Ricko singkat.
“Oh begitu, pantesan aku bisa hamil kembar,” gumam Intan mengerti.
Sesampainya di halaman rumah, Intan mencium punggung tangan Ricko sebelum turun dari mobil dan Ricko mencium kening Intan.
“Banyak – banyak istirahat ya,” ujar Ricko pada Intan sebelum Intan turun dari mobilnya.
“Iya Mas, Mas Ricko hati – hati ya mengemudinya, jangan ngebut,” balas Intan sambil tersenyum.
“Iya,” jawab Ricko lembut seraya membelai puncak kepala Intan dengan kasih.
Setelah Intan turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah, Ricko melajukan mobilnya menuju perusahaan.
Saat di tengah perjalanan, Ricko mengisi bahan bakar mobilnya di sebuah SPBU. Ia membuka kaca mobilnya untuk berbicara dan membayar pada petugas yang mengisi bahan bakar mobilnya. Tidak jauh dari lokasi Ricko, Dina juga sedang mengisi bahan bakar motornya. Ia terkejut saat melihat Ricko di dalam sebuah mobil, ia ingin mendekat tapi sayangnya Ricko sudah melajukan mobilnya keluar dari SPBU.
Setelah Dina selesai mengisi dan membayar bahan bakar motornya, ia melajukan motornya untuk mengejar mobil Ricko, namun sayangnya Ricko terlalu cepat melajukan mobilnya sehingga Dina tidak dapat mengejarnya.
“Sial!” umpat Dina karena tidak dapat mengejar mobil Ricko. Akhirnya ia pun melajukan motornya ke kampus karena ia ada urusan siang ini.
Harimu terasa datar - datar saja? Ingin merasa jantung berdebar tapi takut nonton film horror atau naik roller coaster? Tenang, saya ada solusinya.
Kamu bisa membaca Legenda Pendekar Naga karya Shujinkouron di Mangatoon / Noveltoon yang akan membawamu masuk ke dunia fantasi yang belum pernah kau bayangkan.
“Tanganmu dingin sekali, kenapa?” tanya Ricko saat merasakan dingin pada telapak tangan Intan.
“Mmm … aku deg – degan, Mas,” jawab Intan dengan gugup.
“Tidak usah takut, ada aku di sini,” balas Ricko sambil tersenyum dan menepuk punggung tangan Intan yang ia genggam. Intan pun ikut tersenyum dan mengangguk.
Setelah mendaftar dan antri, akhirnya kini giliran Intan untuk diperiksa. Intan naik ke atas tempat tidur lalu seorang perawat menaikkan kaos Intan hingga ke dada. Setelah itu perawat itu menuangkan gel di atas perut Intan, lalu Dokter Kandungan memeriksa kandungan Intan dengan alat USG.
Ricko mendampingi Intan di samping tempat tidur sambil memegangi tangan Intan yang terasa dingin sejak tadi. Ia ikut menyaksikan tampilan gambar yang tertera pada layar komputer meskipun tidak mengerti gambar apa itu, yang ia lihat hanyalah gumpalan kacang kecil.
Setelah memeriksa Intan dengan alat USG, Dokter Kandungan menjelaskan perihal tentang kandungan Intan. Dokter mengatakan bahwa Intan sedang mengandung bayi kembar, tapi itu masih belum terlalu jelas karena usia kandungan Intan masih delapan minggu. Ricko merasa sangat senang mendengarnya.
Selama perjalanan pulang Ricko tersenyum tiada henti. Ia memegangi tangan kanan Intan dan berkali – kali mencium punggung tangan Intan. Ia sangat berterima kasih karena Intan memberikan dua anak sekaligus padanya. Sedangkan Intan masih berpikir bagaimana bisa ia mengandung bayi kembar, sedangkan ia tidak memiliki saudara kembar, begitu juga dengan Ricko.
“Mas,” panggil Intan tiba – tiba.
“Iya,” sahut Ricko sambil tetap fokus mengemudi.
“Apa kamu punya saudara kembar?” tanya Intan ingin tahu.
“Iya, tapi dia sudah meninggal. Namanya Ricky,” jawab Ricko dengan santainya.
“Meninggal kenapa?” tanya Intan lagi semakin ingin tahu.
“Kecelakaan,” balas Ricko singkat.
“Oh begitu, pantesan aku bisa hamil kembar,” gumam Intan mengerti.
Sesampainya di halaman rumah, Intan mencium punggung tangan Ricko sebelum turun dari mobil dan Ricko mencium kening Intan.
“Banyak – banyak istirahat ya,” ujar Ricko pada Intan sebelum Intan turun dari mobilnya.
“Iya Mas, Mas Ricko hati – hati ya mengemudinya, jangan ngebut,” balas Intan sambil tersenyum.
“Iya,” jawab Ricko lembut seraya membelai puncak kepala Intan dengan kasih.
Setelah Intan turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah, Ricko melajukan mobilnya menuju perusahaan.
Saat di tengah perjalanan, Ricko mengisi bahan bakar mobilnya di sebuah SPBU. Ia membuka kaca mobilnya untuk berbicara dan membayar pada petugas yang mengisi bahan bakar mobilnya. Tidak jauh dari lokasi Ricko, Dina juga sedang mengisi bahan bakar motornya. Ia terkejut saat melihat Ricko di dalam sebuah mobil, ia ingin mendekat tapi sayangnya Ricko sudah melajukan mobilnya keluar dari SPBU.
Setelah Dina selesai mengisi dan membayar bahan bakar motornya, ia melajukan motornya untuk mengejar mobil Ricko, namun sayangnya Ricko terlalu cepat melajukan mobilnya sehingga Dina tidak dapat mengejarnya.
“Sial!” umpat Dina karena tidak dapat mengejar mobil Ricko. Akhirnya ia pun melajukan motornya ke kampus karena ia ada urusan siang ini.
Harimu terasa datar - datar saja? Ingin merasa jantung berdebar tapi takut nonton film horror atau naik roller coaster? Tenang, saya ada solusinya.
Kamu bisa membaca Legenda Pendekar Naga karya Shujinkouron di Mangatoon / Noveltoon yang akan membawamu masuk ke dunia fantasi yang belum pernah kau bayangkan.
You'll Also Like
-
Citizen Lord: Let me draw a card? I choose it myself!
Chapter 1033 22 hours ago -
Fairy Tail: Master eight types of dragon-slaying magic at the start!
Chapter 135 22 hours ago -
My son is obviously a playboy, how come he became the tiger of the empire?
Chapter 414 22 hours ago -
Conan's Landing Full Reputation
Chapter 255 22 hours ago -
Pokémon: Starting at the Silver Conference
Chapter 644 22 hours ago -
The God of Wealth: All men are my tools to cash in and become beautiful
Chapter 252 22 hours ago -
Was fired and opened a gourmet food store
Chapter 295 22 hours ago -
Samsara Paradise: Dream Weaver of Connections
Chapter 754 22 hours ago -
Konoha: Reforge the glory of Uchiha!
Chapter 147 22 hours ago -
Let them show their loyalty!
Chapter 572 22 hours ago