Di Paksa Menikah

Chapter 63 BAB 63

Setelah mandi Intan keluar dari kamar mandi menggunakan pakaian milik Sita. Ricko melihatnya dan tersenyum nakal. Bagaimana tidak? Intan tidak menggunakan dalaman sehingga pucuk dadanya membayang dari luar.

"Kenapa tidak pakai bra?" Tanya Ricko sambil tersenyum.

"Nggak ada gantinya Mas." Jawab Intan.

"Yang bawah juga nggak pakai daleman?" Tanya Ricko lagi.

"Hmmm." Jawab Intan sambil menunduk malu.

"Mana barangnya? Biar di cuci Bi Mina." Ujar Ricko. Intan pun mengambil dalemannya serta pakaiannya di kamar mandi.

"Biar aku aja mas yang kasihkan ke bawah." Ujar Intan setelah keluar dari kamar mandi.

"Apa kamu nggak malu nggak pakai bra jalan keluar kamar?" Tanya Ricko sambil menunjuk dada Intan.

"Ya udah. Nich." Balas Intan sambil memberikan pakaian serta dalemannya pada Ricko. Ricko pun keluar kamar menuruni tangga dan mencari Bi Mina lalu menyuruhnya mencuci pakaian Intan sekarang supaya cepat kering.

Malam hari Intan tidak bisa tidur. Entah itu karena ia tidur di lingkungan baru atau gelisah karena memikirkan kembalinya Rossalinda pacarnya Ricko. Intan membolak balikkan tubuhnya berharap bisa tidur nyenyak tapi tetap saja ia tidak bisa tidur.

"Kenapa?" Tanya Ricko yang merasakan pergerakan Intan yang membelakanginya.

"Aku nggak bisa tidur Mas" Jawab Intan. Ricko pun memeluk Intan dari belakang berharap Intan bisa tidur di pelukannya seperti biasanya.

"Mas?" Panggil Intan.

"Hmmm" Gumam Ricko dengan mata terpejam.

"Perasaan Mas Ricko ke Intan itu gimana sich?" Tanya Intan ragu - ragu.

"Kenapa tiba - tiba tanya begitu?" Tanya Ricko balik seraya membuka matanya.

"Mmmm... Rossalinda sudah kembali dari luar negri. Apa Mas Ricko akan berkencan dengannya lagi?" Tanya Intan masih dengan posisi membelakangi Ricko. Ricko menarik bahu Intan sehingga posisi Intan menjadi telentang. Ricko memandangi wajah Intan yang tampak cemberut dan khawatir.

![](http://up.pic.mangatoon.mobi/contribute/fiction/130912/markdown/4951927/1578122439521.jpg-original600webp?sign=66db578796d08b2b816e4e4cfe0596ad&t=5e72b600)

"Kamu nggak bisa tidur karena memikirkan ini?" Tanya Ricko pada Intan. Intan menganggukkan kepalanya.

"Aku dan Rossa sudah tidak ada hubungan apa - apa lagi. Aku sudah putus dengannya sebelum aku mengambil mahkotamu." Ujar Ricko sambil menyisipkan anak rambut Intan ke telinganya.

"Benarkah?" Tanya Intan tak percaya. Matanya berbinar - binar.

"Iya. Sebelum kamu ujian, aku ke Singapura untuk mengakhiri hubunganku dengannya. Aku memergokinya satu kamar hotel dengan laki - laki." Ujar Ricko menjelaskan.

"Lalu?" Tanya Intan ingin tahu.

"Aku memutuskannya saat itu juga. Lagi pula aku sudah tidak mencintainya lagi." Ujar Ricko.

"Kenapa lama sekali di luar negri? Bahkan tidak mengabariku." Tanya Intan lagi.

"Aku tidak mau mengganggu belajarmu. Aku lama di luar negri untuk bekerja. Kamu cemburu?" Tanya Ricko penasaran.

"Tidak. Hanya saja aku tidak mau di buang begitu saja. Aku sudah menyerahkan hidup dan tubuhku sama Mas Ricko. Kalau Mas Ricko kembali berkencan dengan Rossalinda. Bagaimana denganku? Kalau aku hamil nanti gimana?" Ujar Intan.

"Pikiran mu pendek sekali (nunjuk dahi Intan). Aku sudah mengambil sesuatu yang paling berharga dari dirimu. Itu artinya kamu sudah menjadi istriku. Aku tidak akan meninggalkanmu. Kalau aku menceraikan mu, itu sama saja aku ikut andil membunuh papaku pelan - pelan. Sudah larut malam ayo tidur. Besok aku mau ke rumah sakit lagi." Ujar Ricko lalu menarik selimut dan memejamkan matanya sambil memeluk Intan. Intan pun ikut memejamkan matanya. Ia merasa lega setelah mendapatkan penjelasan dari Ricko. Akhirnya Intan bisa tidur dengan nyenyak.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like